Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan mengirimkan paket bantuan militer baru ke Ukraina senilai 300 juta dolar AS, kata Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Hari Selasa, langkah pertama dalam beberapa bulan saat dana tambahan untuk Kyiv masih diblokir oleh para pemimpin Partai Republik di Kongres.

Gedung Putih berupaya mencari cara untuk mengirimkan lebih banyak bantuan militer, mengingat situasi di medan perang dan penolakan terhadap pendanaan oleh kelompok garis keras Partai Republik.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, dana tersebut berasal dari penghematan biaya tak terduga dari kontrak Pentagon. Itu akan digunakan untuk amunisi dan amunisi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).

"Amunisi ini akan membuat senjata Ukraina tetap menyala dalam jangka waktu tertentu, namun hanya dalam waktu singkat," kata Sullivan kepada wartawan, seraya menambahkan amunisi ini mungkin hanya berguna bagi Ukraina untuk beberapa minggu, melansir Reuters 13 Maret.

"Ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan medan perang Ukraina dan tidak akan mencegah Ukraina kehabisan amunisi," lanjut Sullivan.

Pengumuman itu disampaikan ketika Presiden dan Perdana Menteri Polandia bertemu dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih pada Selasa malam, untuk membicarakan cara-cara meningkatkan dukungan bagi Ukraina.

Menggunakan dana yang telah dikembalikan untuk mengisi kembali stok, membuka peluang sempit untuk memungkinkan lebih banyak bantuan dikirim dari stok yang ada, karena Pemerintahan Presiden Biden menunggu dana tambahan disahkan oleh anggota parlemen.

Diketahui, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik Mike Johnson, sejauh ini menolak mengadakan pemungutan suara mengenai rancangan undang-undang yang akan memberikan tambahan 60 miliar dolar AS untuk Ukraina.

Keputusan tersebut telah disahkan oleh Senat yang dikuasai Partai Demokrat. Baik anggota Partai Republik maupun Demokrat di DPR mengatakan, undang-undang tersebut akan disahkan jika para pemimpin Partai Republik mengizinkan pemungutan suara.

Sementara itu, Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan, paket itu termasuk rudal anti-pesawat dan peluru artileri.

Dia mengatakan, penyediaan senjata ke Ukraina melalui penghematan kontrak Pentagon kemungkinan hanya terjadi satu kali saja, bukan cara yang berkelanjutan untuk mendanai Kyiv.

Penarikan terakhir terjadi pada Desember 2023 ketika dana untuk mengisi kembali stok turun hingga nol.

Selain itu, para pejabat AS juga telah mempertimbangkan opsi untuk menyita sekitar 285 miliar dolar AS aset Rusia yang dibekukan pada tahun 2022, menggunakan uang tersebut untuk membayar persenjataan Ukraina.