Bagikan:

JAKARTA - Pembangunan patung Presiden Jokowi di tanah Karo, Sumatera Utara masih menimbulkan pertanyaan soal urgensi patung itu didirikan. Buat apa patung ini dibangun? Menurut pendapat pengamat poliltik yang juga dosen Fisip Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) , Shohibul Anshor ini tak lain adalah upaya untuk glorifikasi sosok Jokowi.

Menurut dia saat ini ada yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat Karo daripada mendirikan sebuah patung atau monumen yang hanya untuk gagah-gagahan dan pamer kemegahan. Sementara manfaat langsung untuk masyarakat masih diperdebatkan.

"Sudah bukan zamannya lagi melakukan glorifikasi seperti membangun patung ini. Ini adalah upaya untuk mewariskan kehebatan seseorang ke pada generasi penerus. Di era sekarang tidak perlu dengan patung," kata kepada VOI ketika dihubungi pada 8 November.

Shohibul Anshori Siregar. (IST)
Shohibul Anshori Siregar. (IST)

Ada cara lain yang lebih elegan dan itu sudah dicontohkan oleh pendiri republik dan tokoh-tokoh bangsa ini di era sebelumnya. Ia merujuk pada ide Bung Karno untuk perdamaian dunia yang masih relevan untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Seperti diketetahui pidato Bung Karno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1960 ditetapkan sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO. Penetapan tersebut dilakukan dalam sidang pleno oleh Executive Board UNESCO pada 10-24 Mei 2023 lalu.

Karena itulah Shohibul Anshor mempertanyakan apa faedah pembangunan patung Jokowi yang dikatakan sebagai usulan dari masyarakat Karo. "Boleh saja itu usulan dari sebagian masyarakat Karo, tapi berapa banyak yang mengusulkan. Survei dong berapa banyak masyarakat yang punya ide sebaliknya. Dan yang paling penting, apa faedahnya membangun patung ini?" tegasnya.

Tokoh adat dan tokoh masyarakat di Desa Sunu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan ritual adat di depan patung Presiden Joko Widodo (Foto: Antara)
Tokoh adat dan tokoh masyarakat di Desa Sunu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan ritual adat di depan patung Presiden Joko Widodo (Foto: Antara)

Seperti diberitakan VOI sebelumnya, patung Presiden Joko Widodo direncanakan bakal dibangun di puncak tertinggi Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Tinggi patung itu rencananya 7,5 meter. Pembangunan patung Jokowi itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp2,5 miliar. Karena dana tersendat, kabarnya Bobby Nasution menyumbang untuk pembangunan patung ini sebesar Rp 500 juta.

Daripada membangun patung atau monumen, menurut Shohibul Anshori membangun jalan yang lebar dan mulus lebih bermanfaat bagi rakyat. "Rakyat lebih membutuhkan jalan yang bagus dan lebar untuk mengangkut hasil bumi mereka ke daerah lain," katanya.

Selain di tanah Karo, patung Jokowi juga dibangun di Desa Sunu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Masyarakat Desa Sunu berharap dengan didirikannya patung itu Jokowi bisa menjaga persatuan bangsa.