Bagikan:

JAKARTA - Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 22 September 2018, Presiden Joko Widodo meresmikan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) karya pematung kesohor, I Nyoman Nuarta. Jokowi menyebut patung itu adalah karya anak bangsa. Patung setinggi 121 meter itu digadang-gadang jadi ikon wisata Pulau Bali yang baru.

Sebelumnya, Nuarta pernah mengutarakan gagasan pembangunan patung yang menjadi ikon Bali pada 1989. Upaya itu ditanggapi serius oleh pemerintah Orde Baru (Orba). Masalah muncul. Krisis moneter mengganggu segalanya.

Keinginan I Nyoman Nuarta membangun Patung GWK tak tertahankan. Ide itu diungkapnya langsung kepada Direktur Jenderal Pariwisata era Orba, Joop Eve pada 1989. Ide pembangunan patung GWK lalu dibawa ke Presiden Soeharto dan mendapatkan sambutan yang baik pada 1994.

Eksekusi patung pun baru mulai dilakukan pada 1997. Kala itu pemerintah mulai menggelontorkan dana secara bertahap untuk patung. Malang tak dapat ditolak. Resesi ekonomi yang berujung krisis moneter mengubah segalanya pada 1998.

Rencana Nuarta membuat patung ikonik di Bali terpaksa harus ditunda. Krisis moneter nyatanya tak saja menghantam ekonomi Indonesia, tapi juga Soeharto dan Orba. Alhasil, tiada kesempatan kepada Nuarta untuk membuat patung.

Pematung kesohor I Nyoman Nuarta dengan mahakaryanya Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). (ANTARA)

Namun, bukan Nuarta namanya jika langsung menyerah. Nuarta sempat mengupayakan pembangunan patung dengan dana sendiri. Artinya, ia mencoba menjual ragam karya seni buatannya untuk menambal dana pekerja patung GWK.

Ia pun merasakan hidup dalam kesulitan sampai secerah harapan hadir di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012. Masalah muncul. Pemerintah tak memberikan kejelasan. Puncaknya, rencana pembangunan Patung GWK dibawa Nuarta ke pengembang properti Alam Sutera, The Nin King pada 2013.

Dana ratusan miliar pun mengucur. Namun, posisi kawasan GBK dikelola penuh Alam Sutera. Sedang status Nuarta jadi hanya pematung saja.

“Proyek Patung GWK yang dimulai pada 2013 akhirnya pelengkap bentuk sayap di bagian atas. Lalu, untuk menyemarakkan acara rampung. Pada 31 Juli 2018, pekerja memasang modul terakhir yang menjadi syukuran atas rampungnya pembangunan patung itu, pertunjukan seni bertajuk Swadharma Ning Pertiwi digelar di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Sabtu malam dua pekan lalu.”

“I Nyoman Nuarta mengaku sangat senang dan terharu. Patung yang ia impikan sejak 28 tahun lalu itu akhirnya terwujud. Patung rancangan Nuarta tersebut lebih tinggi daripada patung Liberty di New York, Amerika Serikat, yang tingginya 97 meter. Menurut Nuarta, lebar Garuda Wisnu Kencana diperkirakan delapan kali lipat Liberty,” ungkap Bram Setiawan dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Jatuh Bangun Garuda Wisnu Kencana (2018).

Pembangunan Patung GWK boleh rampung. Namun, patung itu baru benar-benar diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 22 September 2018. Jokowi secara simbolis meresmikan patung GWK dengan menekan sirine dan menandatangani prasasti.  

Jokowi pun memuji kehadiran Patung GWK sebagai karya anak bangsa. Bagaimana tidak pembangunan itu melibatkan melibatkan 1.000 pekerja yang terbagi menjadi dua, yakni 400 pekerja di Bandung dan 600 pekerja di Bali.

"Saya sebut mahakarya anak bangsa karena Patung GWK adalah salah satu patung tembaga terbesar di dunia serta patung tertinggi ketiga di dunia. Ini membuktikan sebagai bangsa besar kita bukan hanya mewarisi karya besar dari peradaban masa lalu yang sangat indah seperti Candi Borobudur, Prambanan, tapi di era kini bangsa kita bisa berkreasi untuk melahirkan mahakarya yg membanggakan kita dan dikagumi dunia," kata Jokowi sebagaimana dikutip laman kompas.com, 22 September 2018.