JAKARTA - Otoritas Prancis membatalkan proyek perluasan Bandara Charles de Gaulle, Paris yang sebelumnya direncanakan dengan membangun terminal keempat. Proyek prestisius dengan dana besar.
Pertama kali diumumkan tiga tahun lalu, proyek yang diperkirakan menelan dana 11 miliar dolar AS tersebut sedianya akan dimulai beberapa bulan ke depan. Sedianya, Terminal 4 digambarkan sebagai bandara di dalam bandara, setara dengan menempatkan bandara kedua Paris Orly, di dalam Charles de Gaulle.
Selain target 40 juta penumpang tambahan, terminal ini diproyeksikan mampu menangani 450 penerbangan tambahan setiap hari pada akhir tahun 2030-an. Namun, semuanya tinggal rencana dengan pertimbangan dua hal.
Pertama, untuk menghormati target emisi karbon, Pemerintah Prancis sekarang mengatakan setiap pengembangan bandara harus mengakomodasi pesawat listrik dan berbahan bakar hidrogen di masa depan.
Kedua, faktor COVID-19. Dengan lalu lintas udara saat ini hanya seperempat dari tingkat sebelum krisis, skema ekspansi raksasa seperti Terminal 4 tampak jelas tidak relevan.
Untuk itu, Menteri Transisi Ekologi Prancis Barbara Pompili telah meminta operator Aeroports de Paris (ADP), untuk membatalkan proyek yang disebutnya telah usang.
"Kami akan selalu membutuhkan pesawat, tetapi kami harus bergerak menuju penggunaan perjalanan udara yang lebih masuk akal, dan mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor tersebut," katanya, melansir BBC.
Sementara itu, Ketua Partai Hijau Prancis Julien Bayou mengatakan, keputusan tersebut merupakan kemenangan besar bagi pencinta lingkungan, melawan apa yang disebutnya proyek konyol.
BACA JUGA:
Bandara Charles de Gaulle yang dibuka pada 1974, merupakan bandara tersibuk kedua di Eropa setelah London Heathrow, dengan lebih dari 76 juta penumpang melintas pada 2019.