Otoritas Kesehatan Prancis Sarankan <i>Lockdown</i> Ketiga Awal Februari
Ilustrasi. (Jakayla Toney/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Dewan Ilmiah Penasihat Kesehatan Prancis menyarankan pemerintah untuk memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown untuk kali ketiga. Penguncian ini bisa dilakukan saat libur sekolah, untuk mengantisipasi berkembangnya beragam varian baru virus corona di Prancis.

“Kami mungkin perlu menuju penguncian. Apakah itu perlu penguncian yang sangat ketat seperti yang pertama di Bulan Maret (2020) atau bentuk yang sedikit longgar di Bulan November, itu adalah keputusan politik," ujar kepala Dewan Ilmiah Penasihat Pemerintah tentang COVID-19 Jean-François Delfraissy kepada televisi BFM, seperti dilansir Reuters.

Terkait hal ini, Pemerintah Prancis sendiri baru akan menggelar pertemuan untuk memutuskan perlu atau tidak mengambil tindakan ekstra. Keputusan perlu segera diambil, mengingat perkembangan varian baru virus corona semakin mengkhawatirkan.

Lebih jauh dijelaskan olehnya, varian virus corona asal Inggris, Afrika Selatan, Brazil dan California yang disebut lebih menular, mengubah situasi pandemi dalam tiga minggu terakhir. 

“Jika kami tidak memperketat regulasi, kami akan berada dalam situasi yang sangat sulit mulai pertengahan Maret. Varian baru ini setara dengan pandemi kedua,” kata Delfraissy.

Delfraissy mengungkapkan, saat ini varian baru asal Inggris sudah berada pada level 7 persen - 9 persen di wilayah tertentu, terutama di sekitar Paris. Dan, penyebarannya tidak lagi hanya dari pendatang asal Inggris, tapi sudah disebarkan oleh orang Prancis sendiri. 

"Namun, ada harapan dari vaksin. Dalam tiga bulan dari awal Februari hingga akhir April, kami akan adu cepat antara kedatangan varian Inggris dan vaksinasi sebanyak mungkin orang," paparnya.

Ditambahkan olehnya, Prancis diprediksi akan memvaksinasi 6 juta hingga 8 juta orang pada pertengahan April. Namun, ia juga menambahkan perkiraan Menteri Kesehatan Olivier Veran yang menyebut target 70 juta vaksinasi pada akhir Agustus bisa saja tidak terwujud.

“Saya pikir kami dapat memvaksinasi sekitar 40 persen populasi pada akhir musim panas, tetapi tidak lebih,” tutupnya.