JAKARTA - Rezim Junta Militer Myanmar diketahui memulai penyelidikan keuangan Yayasan Dan Khin Kyi, yayasan alam yang didirikan oleh Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, yang ditahan sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.
Tindakan ini dikhawatirkan sebagai bentuk Junta Militer untuk mencari-cari kesalahan dari Aung San Suu Kyi, sehingga dakwaan yang dikenakan kepadanya semakin banyak.
"Dua eksekutif yayasan dipanggil oleh pejabat di biro investigasi militer di Yangon, seminggu lalu," kata pihak keluarga Aung San Suu Kyi, melansir The Irrawaddy.
Sementara itu, Dr. Thant Thaw Kaung mengatakan, eksekutif tersebut belum ditangkap, tetapi diharuskan pergi ke biro setiap hari untuk ditanyai tentang keuangan yaayasan.
“Dia harus pergi ke sana di pagi hari, tetapi kembali ke rumah pada malam hari, dia ditanya tentang akun [yayasan] sepanjang hari," ungkapnya..
Dinamai berdasarkan nama mendiang ibu Daw Aung San Suu Kyi, Daw Khin Kyi, yayasan ini didirikan pada tahun 2012 untuk mempromosikan peningkatan kesehatan, pendidikan, dan standar hidup masyarakat Myanmar, terutama di daerah-daerah tertinggal di negara itu.
Hingga kudeta, yayasan juga menerima sumbangan publik untuk vaksinasi COVID-19. Per 29 Januari, dua hari sebelum pengambilalihan, perusahaan telah mentransfer total 2,5 miliar kyat atau sekitar 1,77 juta dolar AS kepada pemerintah. Setelah kudeta, yayasan mengumumkan penutupan sementara.
Istri Dr. Thant Thaw Kaung mengatakan dalam postingan Facebook baru-baru ini, bahwa suaminya telah membuktikan tidak ada penyimpangan dalam keuangan yayasan. Sejauh ini belum ada properti yayasan yang disita oleh pihak militer Myanmar.
"Karena penyelidikan kemungkinan akan berakhir dalam satu atau dua hari, saya yakin kebenaran akan menang dan keterlibatannya [dalam penyelidikan] akan berakhir sepenuhnya," katanya.
Alasan penyelidikan militer terhadap yayasan tersebut masih belum jelas, tetapi hal itu memicu spekulasi bahwa pejabat rezim menyisir urusannya untuk alasan apa pun untuk mengajukan lebih banyak dakwaan terhadapnya, misalnya, menerima uang dari negara asing.
BACA JUGA:
Dalam pernyataan di situsnya, yayasan tersebut mengatakan netral secara politik dan bekerja dengan lembaga pemerintah, LSM internasional dan mitra lainnya.
“Menerima dana dari dalam negeri serta dari teman-teman Burma di luar negeri, kami dapat menerima sumbangan amal, subsidi publik dan swasta, dan warisan menurut hukum,” tulis yayasan tersebut.