Salut! Gelar Demo Tolak Kudeta Militer, Tenaga Kesehatan Myanmar Tetap Tangani Pasien COVID-19
Ilustrasi vaksin. (Steven Cornfield/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tenaga kesehatan rumah sakit pemerintah di seluruh wilayah Myanmar, sepakat untuk menjalankan aksi menolak kudeta militer Myanmar mulai Rabu 3 Januari lalu.

Aksi ini diikuti ribuan dokter, perawat, dan staf lain yang berasal dari lebih dari 100 rumah sakit pemerintah dan departemen kesehatan di seluruh Myanmar.

Meski berunjuk rasa, mereka tetap profesional dan menjalankan tugasnya untuk melayani pasien yang sakit, termasuk pasien COVID-19. Hal ini seperti diungkapkan oleh Direktur Unit Epidemiologi Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar Dr. Khin Khin Gyi.

Dikatakan olehnya, staf rumah sakit dapat merawat pasien COVID-19 yang ada, karena kasusnya menurun dan hanya sekitar 10 ribu pasien yang dirawat saat ini.

“Kami masih berhasil merawat pasien. Orang tidak perlu khawatir," katanya kepada The Irrawaddy.

Selain itu, tenaga kesehatan di Myanmar juga tetap melanjutkan program vaksinasi COVID-19. Dr. Gyi menuturkan, sebanyak 80 ribu dari 110 ribu tenaga kesehatan yang berada di garis depan penanganan COVID-19, telah menerima suntikan vaksin pertama.

Kemudian, anggota parlemen juga menerima vaksinasi pertama mereka sejak 29 Januari. Sementara untuk dosis kedua, para anggota parlemen ini akan menerima vaksi 28 hari setelah yang pertama.

“Kami akan memulai vaksinasi publik mulai 5 Februari. Orang tua dengan kondisi yang mendasari di seluruh negeri akan divaksinasi terlebih dahulu untuk mengurangi kematian akibat COVID-19,” katanya.

Pada 22 Januari, Myanmar menerima vaksin dari India berupa 1,5 juta dosis Covishield untuk 750.000 orang, dengan dua dosis per orang.

"Sekitar 260.000 dosis vaksin direncanakan untuk staf perawatan kesehatan, relawan di garis depan COVID-19, semua anggota parlemen dan tokoh senior pemerintah. Sekitar 1,2 juta sisa dosis vaksin akan diberikan kepada masyarakat," ungkapnya.

Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan Myanmar telah memesan 30 juta dosis Covishield dari Serum Institute of India, dengan 2 juta dosis akan tiba pada 10 Februari. 

Sementara, sekitar 20 persen dari 54,4 juta warga Myanmar akan menerima vaksin di bawah program pengadaan vaksin global Covax yang digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gelombang pertama direncanakan tiba akhir Februari. 

Sejak 19 Desember, Myanmar telah mengalami penurunan kasus COVID-19. Kurang dari 500 kasus sekarang dilaporkan per hari, turun dari puncak 1.400 kasus pada bulan-bulan sebelumnya. Pada hari Rabu, Myanmar melaporkan 140.927 kasus COVID-19, termasuk 3.160 kematian dan 126.384 pemulihan.