Wanita Pendemo Anti Junta Militer Myanmar yang Tertembak di Kepala Dinyatakan Mati Otak
Polisi Myanmar saat unjuk rasa anti militer. (Twitter/@NyeinKyawKhant)

Bagikan:

JAKARTA - Ma Mya Thwet Thwet Khine, mahasiwa (20) yang tertembak dalam demo anti Junta Militer pada Selasa lalu, dinyatakan mati otak.

Rekaman video yang menjadi viral di Facebook menunjukkan bahwa dia tidak berusaha melewati barikade polisi di tempat kejadian. Dia pingsan tiba-tiba setelah kepalanya terkena peluru saat berlindung dari meriam air di bawah halte bus.

"Peluru yang mengenai dia adalah peluru tajam, bukan peluru karet. Peluru menembus helm sepeda motor yang dia kenakan dan bersarang di kepalanya, kata seorang dokter dari tim medis di Naypyitaw yang meminta tidak disebutkan namanya kepada The Irrawaddy

“Dia mati otak. Peluru yang bersarang di kepalanya masih ada, itu tidak bisa dilepas," imbuh sang dokter. 

Tim dokter yang merawatnya menyebut Ma Mya Thwate Thwate Khaing tidak memiliki kesempatan untuk sembuh, karena dia tetap hidup dengan bantuan kehidupan buatan. Dia saat ini berada di unit perawatan intensif di rumah sakit di Naypyitaw.

Militer Myanmar dilaporkan meminta agar Ma Mya Thwate Thwate Khaing dipindahkan ke fasilitas mereka, tetapi dokter di rumah sakit Naypyitaw menolak dan membiarkan pasien tetap dalam perawatan mereka.

Ma Mya Thwate Thwate Khaing dipercaya menjadi sasaran di antara kerumunan, saat dia mengenakan kemeja merah. Merah adalah warna Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai berkuasa yang digulingkan yang dipimpin oleh Penasihat Negara Aung San Suu Kyi yang ditahan.

Salah satu teman dekatnya mengatakan, sebelum dia ditembak, mereka merencanakan perayaan ulang tahunnya yang ke-21 pada hari Kamis. Dia juga bersiap untuk mengikuti kembali ujian matrikulasi, setelah sekolahnya yang saat ini tutup karena COVID-19 dibuka kembali. 

Demonstran lain yang ditembak di dada juga dirawat di rumah sakit. Sedikitnya empat orang lainnya juga terluka oleh tembakan selama tindakan keras tersebut.