JAKARTA - Mantan pejabat intelijen Israel Ari Ben-Menashe menyebut, rezim militer Myanmar dapat membuktikan Pemilu Myanmar 2020 lalu memiliki kecurangan, hal yang membuat militer bertindak melakukan kudeta 1 Februari.
Ben-Menashe mengatakan, dalam Pemilu yang dicurangi tersebut, etnis minoritas disebut dihalangi dari pemungutan suara. Kendati, ia hingga saat ini belum ada bukti yang mendukung klaim militer.
Selain itu, Ben-Menashe menyebut, dalam dua kali kunjungannya ke Negeri Seribu Pagoga tersebut, unjuk rasa anti kudeta militer tidak didukung oleh kebanyakan orang Myanmar.
Ia juga menyebut, aparat yang menangani aksi unjuk rasa anti rezim militer Myanmar adalah polisi, bukan tentara. Menurutnya, tentara paling baik untuk mengawasi kembalinya demokrasi setelah kudeta yang dilancarkan.
“Mereka (militer Myanmar) ingin sepenuhnya keluar dari politik, tetapi ini adalah proses,” sebutnya melansir Reuters.
Diketahui, militer Myanmar meminta bantuan jasa Ari Ben-Menashe, yang berpengalaman mewakili Perdana Menteri Zimbabwe Robert Mugabe hingga penguasa militer Sudan, untuk melobi negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
Ben-Menashe mengatakan dia dan perusahaannya Dickens & Madson Canada telah disewa oleh jenderal Myanmar untuk membantu berkomunikasi dengan Amerika Serikat dan negara lain, yang dia katakan "salah paham" dengan mereka.
Terpisah, rezim militer Myanmar menolak untuk bertanggung jawab atas tewasnya Kyal Sin, wanita berusia 19 tahun yang tewas tertembak dalam unjuk rasa Rabu 3 Maret.
Dalam pernyataan melalui surat kabar pemerintah yang dilansir The Irrawaddy, militer Myanmar melakukan penggalian kuburan Kyal Sin atau populer dengan nama Angel pada Jumat sore. Tujuannya untuk melakukan otopsi, lantaran pemakaman dilakukan tanpa penyelidikan forensik.
Militer Myanmar dalam pernyataannya mengatakan, sepotong timah di tengkoraknya berbeda dengan yang ada di peluru kendali kerusuhan yang digunakan oleh polisi Myanmar. Foto-foto menunjukkan tentara dikerahkan selama tindakan keras itu.
BACA JUGA:
Pernyataan itu juga menyebut Kyal Sin ditembak dari belakang, sementara pasukan keamanan menghadapi pengunjuk rasa dari depan. Sementara, video menunjukkan Kyal Sin berpaling membelakangi pasukan keamanan sebelum dia tertembak.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.