JAKARTA - Ma Mya Thwet Thwet Khine (atau Ma Mya Thwate Thwate Khaing), seorang wanita muda ditembak di kepala saat mengikuti unjuk rasa anti kudeta militer Myanmar, akhirnya dinyatakan tewas pada Jumat 19 Februari waktu setempat.
Kabar ini dikatakan pihak keluarga kepada CNN. Dia adalah korban pertama yang diketahui dari protes yang sedang berlangsung.
Mya Thweh Thweh Khine berada dalam kondisi kritis sejak 9 Februari, ketika dia ditembak di sebuah protes di Naypyidaw.
Saat itu, sumber informasi langsung tentang korban mengatakan dia dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak di kepala. Dokter mengonfirmasi peluru yang menembus kepalanya adalah peluru tajam.
Dokter dan keluarga mengatakan kondisinya sangat kecil untuk selamat, karena peluru bersarang di kepala, tidak bisa dilakukan operasi dan harus dibantu dengan peralatan pendukung hidup. Ia pun dinyatakan mati otak.
"Peluru yang mengenai dia adalah peluru tajam, bukan peluru karet. Dia mati otak. Peluru yang bersarang di kepalanya masih ada, itu tidak bisa dilepas," kata seorang dokter dari tim medis di Naypyitaw yang meminta tidak disebutkan namanya kepada The Irrawaddy beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
Pihak militer sempat meminta untuk merawatnya, namun pihak rumah sakit dan keluarga tidak mengizinkan karena khawatir dengan kondisinya. Citranya sejak itu menjadi simbol protes massa pro-demokrasi selama dua minggu terakhir.