JAKARTA - Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Hari Jumat mengatakan, upaya Rusia untuk membandingkan penangguhan Komite Olimpiade di negaranya dengan situasi atlet Israel setelah dimulainya konflik antara Israel dengan Hamas adalah hal yang tidak tepat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Hari Kamis mengatakan, IOC menyelaraskan diri dengan keputusan politik Barat, setelah badan Olimpiade itu mengatakan diskriminasi terhadap atlet di Olimpiade akan segera ditangani, karena mereka tidak bertanggung jawab atas keputusan pemerintah mereka.
IOC telah menanggapi pertanyaan mengenai atlet Israel yang berpartisipasi di Olimpiade Paris tahun depan, serta potensi penolakan atlet negara lain untuk bertanding dengan mereka karena konflik yang sedang berlangsung.
Menlu Lavrov menyebut pernyataan IOC itu "memalukan", mengatakan "membuktikan bias politiknya".
"Ini (Rusia) adalah situasi yang unik dan tidak dapat dibandingkan dengan perang atau konflik lain di dunia. Karena tindakan yang diambil dan rekomendasi yang dibuat oleh IOC, adalah konsekuensi dari invasi tentara Rusia ke Ukraina selama Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022,” kata juru bicara IOC, melansir Reuters 3 November.
IOC tidak melarang Komite Olimpiade Rusia (ROC) sampai bulan lalu, setelah mengakui organisasi regional dari empat wilayah yang dianeksasi dari Ukraina.
IOC mengatakan pada 12 Oktober lalu, ROC akan segera dilarang setelah mengakui Dewan Olimpiade dari wilayah Lugansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia.
"Ini merupakan pelanggaran Piagam Olimpiade, karena melanggar integritas teritorial Komite Olimpiade Nasional Ukraina, sebagaimana diakui IOC sesuai dengan Piagam Olimpiade," terang juru bicara IOC.
Sebelumnya, Menlu Lavrov pada Hari Kamis mengatakan IOC hanya bertekuk kepada negara-negara barat, ketika mengatakan perilaku diskriminatif akan dihukum di Olimpiade.
"Ini tentu saja keterlaluan. Sekali lagi kita melihat contoh bias dan kegagalan Komite Olimpiade Internasional, yang berulang kali membuktikan bias politiknya," jelas Menlu Lavrov.
BACA JUGA:
"Segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab kepentingan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, secara aktif mendukung dan mencoba mencari formulasi yang secara umum akan menyetujui jalur ini," ujarnya.
"Memalukan dan tentu saja IOC sangat mendiskreditkan dirinya sendiri," tandasnya.
Diketahui, keputusan apakah atlet Rusia akan diizinkan ambil bagian di Olimpiade Paris 2024 sebagai atlet netral tanpa bendera atau lagu kebangsaan belum diambil. Tetapi, IOC telah berulang kali menyatakan tidak akan menghukum atlet atas keputusan pemerintah.