Bagikan:

JAKARTA - Israel akan merespons militan Hizbullah dengan tindakan, bukan sekadar kata-kata seiring dengan peningkatan eskalasi di perbatasan kedua negara, kata juru bicara Israel Defense Forces (IDF), sementara pemimpin kelompok militan itu akan menyampaikan pidato mengenai krisis di Gaza hari ini.

Respons Laksamana Muda Daniel Hagari muncul ketika militer Israel saling baku tembak dengan militan Hizbullah selama beberapa minggu terakhir.

Militer Israel mengatakan pada Hari Kamis, pihaknya menyerang beberapa sasaran Hizbullah di Lebanon sebagai tanggapan atas peluncuran dari negara tersebut ke Israel, melansir CNN 3 November.

Hizbullah sendiri mengatakan, mereka telah melakukan 19 serangan serentak terhadap posisi tentara Israel pada Hari Kamis dengan menggunakan peluru kendali, artileri dan senjata lainnya, bertepatan dengan apa yang mereka sebut serangan menggunakan dua drone yang dapat meledak, dikutip dari Reuters.

Sebagai kekuatan militer tangguh yang didukung oleh Iran, Hizbullah telah melawan pasukan Israel di sepanjang perbatasan, di mana 50 pejuangnya tewas dalam eskalasi paling mematikan sejak mereka berperang dengan Israel pada tahun 2006.

Hari ini, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah diperkirakan akan menyampaikan pidato publik pertamanya.

Ditanya tentang potensi eskalasi sehubungan dengan pidato Nasrallah, Hagari menegaskan Israel akan merespons dengan tindakan dan menyatakan bahwa mereka sangat siap.

Belum jelas apa yang akan disampaikan oleh Nasrallah hari ini. Namun, juru bicara Gedung Putih John Kirby kemarin memberikan peringatan yang jelas, kendati tidak menyebutkan siapa yang dimaksud.

"Pesan kami kepadanya atau kepada siapa pun yang berpikir untuk memperluas dan meningkatkan serta memperdalam konflik ini: Anda tidak boleh melakukannya," ujar Kirby.

Meski Nasrallah belum pernah muncul di hadapan publik sejak 7 Oktober, pejabat Hizbullah lainnya telah mengindikasikan kesiapan tempur kelompok tersebut.

Ketika ditanya pada 22 Oktober mengapa Nasrallah belum berbicara, politisi Hizbullah Hassan Fadlallah mengatakan, pemimpin kelompok itu mengikuti situasi di Gaza "waktu demi waktu dan jam demi jam" dan mengawasi pertempuran di Lebanon. Tidak berbicara di depan umum adalah "bagian dari manajemen perjuangannya," katanya.

Diketahui, ancaman saling menghancurkan telah menghalangi Israel dan Hizbullah melancarkan perang di perbatasan Lebanon-Israel sejak tahun 2006. Sementara itu, Suriah telah menjadi arena konflik mereka.

Sumber yang mengetahui pemikiran Hizbullah mengatakan, serangan kelompok tersebut sejauh ini dilakukan untuk menghindari eskalasi besar, sekaligus menjaga pasukan Israel sibuk di perbatasan.