Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah sekolah di ibu kota India, New Delhi, ditutup pada Hari Jumat, seiring dengan kabut asap beracun yang menyelimuti kota tersebut menyebabkan anjloknya indeks kualitas udara (AQI)

New Delhi menduduki puncak daftar kota-kota paling berpolusi di dunia hari ini, dengan angka AQI mencapai 640, termasuk dalam kategori berbahaya, disusul Lahore (Pakistan) dengan angka 335.

Pejabat regional mengatakan kombinasi musiman suhu yang lebih rendah, kurangnya angin dan pembakaran tunggul tanaman di negara-negara bagian yang bertetangga telah menyebabkan lonjakan polutan udara.

Banyak dari 20 juta penduduk New Delhi mengeluhkan iritasi pada mata dan tenggorokan gatal, serta udara berubah menjadi abu-abu pekat ketika angka AQI berada di sekitar 480 di beberapa stasiun pemantauan.

Diketahui, angka AQI 0-50 dianggap baik. Sedangkan angka AQI antara 400-500 berdampak pada orang sehat, berbahaya bagi mereka yang mengidap penyakit.

"Dalam tugas 24 jam terakhir saya, saya melihat bayi-bayi batuk, anak-anak datang dengan kesusahan dan pernapasan cepat," kata dokter Aheed Khan yang berbasis di Delhi, melansir Reuters 3 November.

Para pejabat mengatakan, mereka tidak melihat adanya perbaikan kualitas udara dalam beberapa waktu ke depan.

"Tingkat polusi ini akan bertahan selama dua hingga tiga minggu ke depan, diperburuk oleh insiden pembakaran tunggul, kecepatan angin yang lambat dan suhu yang mendingin," terang Ashwani Kumar, ketua Komite Pengendalian Pencemaran Delhi.

Meskipun sekolah-sekolah menengah pertama di ibu kota diperintahkan tutup pada Hari Jumat dan Sabtu, mereka tetap membuka pinggiran kota dan anak-anak yang menaiki bus sekolah terpaksa memakai masker.

Tak hanya manusia, kualitas udara yang buruk juga menyebabkan gangguan pernafasan, iritasi pada mata dan kegelisahan pada hewan peliharaan.

"Kesulitan bernapas bisa berkembang menjadi pneumonia atau penyakit lain pada hewan yang lebih muda. Jika memungkinkan, hindari mengajak hewan peliharaan berjalan-jalan pagi selama beberapa hari sampai udara membaik,” kata Prabhat Gangwar, dokter hewan di LSM Friendicoes.

Diketahui, petani di Negara Bagian Punjab, Haryana dan Uttar Pradesh di bagian utara biasanya membakar limbah tanaman setelah panen pada Bulan Oktober, untuk membersihkan ladang mereka sebelum menabur tanaman musim dingin beberapa minggu kemudian.