Kremlin: Rusia Tidak Perlu Hubungi AS Sebelum Putuskan Penarikan Ratifikasi Larangan Uji Coba Nuklir
Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut Rusia tidak perlu melakukan kontak dengan Amerika Serikat, sebelum mengambil keputusan akhir mengenai penarikan diri dari Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT).

"Mereka (kontak dengan Washington) tidak diperlukan," kata Peskov, saat ditanya apakan Presiden Vladimir Putin akan mengontak Amerika Serikat, sebelum membuat keputusan akhir penandatanganan undang-undang mengenai pencabutan ratifikasi CTBT oleh Rusia menjadi undang-undang, melansir TASS 2 November.

Sebelumnya, Presiden Putin untuk pertama kalinya mengatakan pada awal Oktober, Rusia mungkin akan mencabut ratifikasi CTBT. Dia menjelaskan, Moskow dapat mengikuti Washington, yang telah menandatangani namun belum meratifikasi perjanjian tersebut.

RUU deratifikasi CTBT mendapat persetujuan akhir oleh Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen) pada tanggal 25 Oktober, untuk kemudian dikirim ke presiden untuk ditandatangani. Berdasarkan konstitusi Rusia, presiden memiliki waktu 14 hari untuk memutuskan apakah akan menandatangani itu menjadi undang-undang tersebut atau tidak.

Sebagai dokumen multilateral, Perjanjian CTBT dimaksudkan untuk menjadi instrumen utama hukum internasional untuk menghentikan semua jenis uji coba nuklir.

Namun hingga saat ini, perjanjian tersebut belum berlaku karena belum diratifikasi oleh delapan dari 44 negara yang memiliki senjata nuklir atau berpotensi memilikinya.

Rusia menandatangani perjanjian tersebut di New York pada 24 September 1996, sebelum kemudian meratifikasinya pada 27 Mei 2000.

Sebelumnya, Peskov mengatakan penarikan ratifikasi akan membuat kedudukan Rusia setara dengan Amerika Serikat.

"Posisi kami sangat jelas. Sekarang situasi de jure telah seimbang. Sekarang baik AS dan Rusia adalah penandatangan perjanjian tersebut, namun perjanjian tersebut belum diratifikasi oleh kedua negara. Jadi kami memantau [situasinya] dengan sangat cermat," jelas Peskov.

Selain Amerika Serikat, negara yang belum meratifikasi yakni China, Mesir, Israel, Iran, India, Korea Utara dan Pakistan.

Parlemen Rusia mengatakan, kegagalan negara-negara itu menyelesaikan prosedur domestik yang diperlukan agar perjanjian tersebut berlaku, menunjukkan keengganan untuk memikul seluruh cakupan kewajiban yang relevan. sehingga memaksa Rusia mengambil tindakan pembalasan untuk menyeimbangkan situasi.