JAKARTA - Amerika Serikat mendesak Israel untuk mampu melindungi warga sipil Gaza, meningkatkan bantuan ke wilayah tersebut, dengan pejabat senior Gedung Putih meminta militer Israel mampu membedakan sasarannya.
Menurut Gedung Putih, Presiden Joe Biden dalam pembicaraannya dengan PM Benjamin Netanyahu melalui telepon mengatakan, Israel mempunyai hak untuk membela diri, namun harus dilakukan dengan cara yang konsisten dengan hukum internasional tentang perlindungan warga sipil, seperti melansir Reuters 30 Oktober.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pemimpin dikatakan membahas upaya untuk melindungi lebih dati 200 sandera yang ditahan kelompok militan Palestina Hamas, sejak serangan 7 Oktober ke selatan wilayah negaranya yang dikatakan menewaskan 1.400 orang.
Gedung Putih juga mengatakan, Presiden Biden menggarisbawahi perlunya segera dan secara signifikan meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan, untuk memenuhi kebutuhan warga sipil di Gaza.
Sementara itu, dalam wawancara televisi Hati Minggu, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Biden, Jake Sullivan mengatakan, Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehidupan orang-orang tak bersalah di Gaza.
Sullivan mengungkapkan, Negeri Paman Sam membahas sejumlah hal mendesak, seperti isu seputar bantuan kemanusiaan, membedakan kelompok militan dengan warga sipil yang tidak bersalah dan bagaimana Israel memikirkan operasi militernya.
"Apa yang kami yakini adalah, setiap jam, setiap hari dalam operasi militer ini, IDF (Pasukan Pertahanan Israel), Pemerintah Israel harus mengambil segala cara yang tersedia untuk membedakan antara Hamas yang merupakan sasaran militer sah dengan warga sipil yang merupakan sasaran militer tidak sah mereka," terang Sullivan kepada CNN.
Lebih jauh, Sullivan juga mengatakan PM Netanyahu mempunyai tanggung jawab untuk "mengendalikan" pemukim Yahudi ekstrem di Tepi Barat yang diduduki Israel.
"Sangat tidak dapat diterima adanya kekerasan yang dilakukan pemukim ekstremis terhadap orang-orang yang tidak bersalah di Tepi Barat," tegasnya.
Sullivan menambahkan, militan Hamas telah tertanam di antara penduduk Palestina dan infrastruktur sipil, sehingga membuat operasi terhadap mereka menjadi sangat sulit.
"Hal ini menambah beban bagi Israel, namun tidak mengurangi tanggung jawab mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, untuk membedakan antara militan dan warga sipil, untuk melindungi kehidupan orang-orang yang tidak bersalah, dan ini adalah mayoritas penduduk Gaza," terang Sullivan.
BACA JUGA:
Diketahui, Presiden Biden menghadapi tekanan dari dalam Partai Demokrat yang mengusungnya, untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Sebagai pendukung militer terbesar Israel, Amerika Serikat memikul tanggung jawab atas tindakannya di Gaza, kata pemimpin Kaukus Progresif Kongres sekaligus rekan separtai Presiden Biden, Pramila Jayapal dalam acara "Meet the Press" di NBC.
"Kami kehilangan kredibilitas. Dan sejujurnya, kita sedang terisolasi di dunia," kata Jayapal.