Viral Pedagang Sate Taichan Dipungli Rp5 Juta untuk Jualan di Atas Trotoar Tanah Abang, Pejabat Pemkot Jakpus Bungkam
Tangkap layar video viral pedagang sate taichan dipungli preman Tanah Abang

Bagikan:

JAKARTA - Fungsi trotoar pada malam hari telah berubah menjadi lahan usaha komersil yang disalahgunakan oleh para pedagang kuliner kaki lima. Parahnya, para pedagang rela membayar dengan sejumlah uang kepada oknum preman yang menguasai kawasan trotoar untuk dapat berjualan.

Seperti yang terjadi di Jalan KH Mas Mansyur, tepatnya di seberang Citywalk Sudirman, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Di kawasan ini, mulai dipenuhi sejumlah pedagang sate thaican pada malam hari. Mereka mengaku dipungut biaya untuk berjualan oleh sejumlah oknum preman agar dapat mendirikan tenda dan gerobak di trotoar.

Bahkan, pungutan liar (pungli) itu mencapai Rp5 juta dari tiap pedagang. Kejadian itu pun berujung dengan aksi keributan antara pedagang dan oknum yang diduga menjual lapak trotoar. Pedagang merasa ditipu karena digusur oleh kelompok pungli lainnya yang juga telah mendapatkan uang bayaran sewa trotoar.

Keributan itu pun terekam kamera amatir dan diunggah ke akun instagram @kameraperistiwa. Dalam rekaman tersebut, terlihat adanya keributan antara dua orang kelompok diduga dari pihak pedagang dan oknum preman.

"Berarti duit engga kembali ya?," ucap salah satu pedagang dalam rekaman video itu.

Dari rekaman itu, pedagang sudah memberikan uang Rp5 juta kepada ketiga pihak (oknum preman) berbeda tapi mereka justru diusir oleh pihak pertama. Pedagang diusir disuruh tutup. Menurut pedagang di dalam rekaman itu, pihak pertama sudah menerima uang sekitar Rp3 juta untuk izin dagang.

"Kita sudah keluar uang 5 juta dan gerobak 500 ribu untuk izin jualan di tempat ini (seberang Citywalk Sudirman, Kelurahan Karet Tengsin). Jualan di sekitar karet bivak 10 juta," ujar pedagang itu.

Menanggapi adanya video viral praktik jual beli trotoar kepada para pedagang, Pemkot Jakarta Pusat menyebut belum mengetahui adanya informasi yang viral di media sosial itu.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Chaidir mengatakan, pihaknya tidak mengetahui informasi yang beredar adanya alih fungsi trotoar pada malam hari tersebut.

"Tanya Asbang Bakwan Ginting, asisten. Saya tidak mengikuti (informasi tersebut)," singkatnya saat dikonfirmasi VOI, Senin, 30 Oktober.

Sementara saat dikonfirmasi terpisah, Asekbang Pemkot Jakpus Bakwan Ferizan Ginting juga tidak merespon saat dikonfirmasi VOI.

Kasatpol PP Jakarta Pusat Tumbur Parluhutan Purba juga kompak tidak merespon ketika dikonfirmasi VOI melalui aplikasi WhatsApp terkait alih fungsi fasum trotoar menjadi lapak PKL pada malam hari.