Bagikan:

JAKARTA - Diplomat senior Rusia mengatakan pada Hari Kamis, Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas akan segera terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin.

"Saya dapat mengatakan dia (Abbas) akan segera tiba untuk kunjungan resmi di Moskow, pembicaraan dengan Vladimir (Putin) akan diadakan di sini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Afrika, melansir TASS 26 Oktober.

Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengatakan secara pasti kapan Pemimpin Palestina itu akan tiba Moskow.

"Kami akan mengumumkan tanggal (kunjungan Abbas) pada waktunya," singkat Peskov, memperkirakan kedua pemimpin tersebut terutama akan membahas situasi terkini di Timur Tengah.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Rabu memperingatkan konflik Israel-Hamas dapat menyebar jauh ke luar Timur Tengah, mengkritik hukuman kolektif terhadap perempuan, anak-anak dan orang tua yang tidak bersalah di Gaza.

Presiden Putin mengatakan dirinya telah menyampaikan kepada para pemimpin dunia lainnya melalui sambungan telepon, jika hal tersebut tidak dilakukan, terdapat risiko terjadinya kebakaran yang lebih besar.

"Tugas kami hari ini, tugas utama kami, adalah menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan," kata Presiden Putin, menurut transkrip pertemuan Kremlin, seperti dikutip dari Reuters.

"Jika tidak, eskalasi krisis ini akan membawa konsekuensi yang sangat berbahaya dan merusak. Dan tidak hanya di kawasan Timur Tengah. Krisis ini bisa meluas melampaui batas-batas Timur Tengah," ujar Presiden Putin memperingatkan.

Presiden Putin menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga warga Israel dan warga negara lain yang terbunuh atau terluka oleh Hamas dalam serangan berdarah pada 7 Oktober.

Namun dia menegaskan, menurutnya Israel salah karena terus membom Gaza sebagai pembalasan atas pembantaian dan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.

"Juga jelas bagi kami, orang yang tidak bersalah tidak boleh bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan orang lain," jelas Presiden Putin.

"Perang melawan terorisme tidak dapat dilakukan berdasarkan prinsip tanggung jawab kolektif yang terkenal ketika orang tua, perempuan, anak-anak, seluruh keluarga dan ratusan ribu orang dibiarkan tanpa tempat tinggal, makanan, air, listrik dan perawatan medis," tegasnya.

Moskow, tambahnya, terus mengadvokasi solusi dua negara terhadap masalah Palestina-Israel, yang menurutnya merupakan satu-satunya cara untuk mencapai penyelesaian jangka panjang.