JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, pihaknya akan membahas kerusakan jaringan pipa gas dan kabel data di antara dua negara anggotanya, Finlandia dan Estonia, menjanjikan respons tegas jika terbukti itu karena serangan yang disengaja.
Kerusakan pada pipa Balticconnector dan kabel telekomunikasi dikonfirmasi pada Hari Selasa, setelah salah satu dari dua operator pipa, Gasgrid Finlandia, mencatat penurunan tekanan dan kemungkinan kebocoran pada Minggu malam saat terjadi badai.
Namun, Helsinki yang melakukan penyelidikan mengatakan, kemungkinan kerusakan itu disebabkan oleh 'aktivitas asing'. Ini memicu kekhawatiran keamanan energi regional, mendorong harga gas lebih tinggi.
"Yang penting sekarang adalah menentukan apa yang terjadi dan bagaimana hal ini bisa terjadi," kata Stoltenberg, melansir Reuters 12 Oktober.
"Jika ini terbukti merupakan serangan yang disengaja terhadap infrastruktur penting NATO, tentu saja ini akan menjadi serangan yang serius, namun hal ini juga akan ditanggapi dengan respons yang bersatu dan tegas dari NATO," tandasnya.
Sebelumnya, Biro Investigasi Nasional Finlandia mengatakan, "tanda-tanda eksternal" telah ditemukan di dasar laut di samping pipa yang rusak. Untuk keperluan penyelidikan, mereka sedang meninjau pergerakan kapal di daerah tersebut pada saat pecahnya pipa tersebut.
"Kami sekarang fokus pada penyelidikan teknis di lokasi kerusakan pipa dan memeriksa dasar laut di lokasi kejadian," jelas kepala biro Robin Lardot.
Sementara itu, kepala penyelidikan Risto Lohi mengatakan, kerusakan pada jangkar tidak dapat dikesampingkan, menambahkan: "Saat ini sepertinya kerusakan tersebut disebabkan oleh kekuatan mekanis, bukan ledakan."
Para menteri pertahanan NATO rencananya akan membahas kerusakan tersebut pada hari ini, saat mereka menggelar pertemuan di Brussels, Belgia kata Menteri Pertahanan Finlandia Antti Hakkanen kepada wartawan pada Rabu malam.
"Kami tahu bahwa infrastrukturnya rentan dan perlu dilindungi dengan lebih baik," ungkap Hakkanen.
Diketahui, jaringan pipa tersebut membentang antara Inkoo di Finlandia dan Paldiski di Estonia melintasi Teluk Finlandia, bagian dari Laut Baltik yang membentang ke arah timur hingga perairan Rusia dan berakhir di pelabuhan St. Petersburg.
Pipa dan kabel telekomunikasi berjalan secara paralel pada jarak yang “signifikan” satu sama lain, menurut operator kabel, Elisa.
Keduanya mengalami kerusakan "dalam kurun waktu yang sama" pada Minggu pagi, kata penyelidik Finlandia, dengan putusnya pipa diyakini berada di perairan Finlandia sedangkan putusnya kabel terjadi di perairan Estonia.
Balticconnector sendiri dioperasikan bersama oleh operator sistem listrik dan gas Estonia Elering bersama operator sistem transmisi gas Finlandia Gasgrid, yang masing-masing memiliki setengah dari pipa tersebut.
BACA JUGA:
Operator mengatakan dalam sebuah pernyataan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pipa akan memakan waktu setidaknya lima bulan, sementara transfer gas kemungkinan tidak akan dilanjutkan sebelum bulan April.
Terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan insiden itu sebagai hal yang mengganggu, mengatakan pada konferensi pers reguler, serangan pada September 2022 terhadap jaringan pipa Nord Stream yang melintasi Laut Baltik antara Rusia dan Jerman telah menjadi preseden berbahaya.
Jalur pipa Balticconnector dibuka pada Bulan Desember 2019, untuk membantu mengintegrasikan pasar gas di wilayah tersebut, sehingga memberikan fleksibilitas pasokan yang lebih besar kepada Finlandia dan negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia dan Lituania.