Hamas Klaim Serangan Terhadap Israel Direncanakan Selama 2 Tahun: Produksi Senjata hingga Roket, Dapat Izin Rusia
Militer Hamas. (Wikimedia Commons/MujahideenMuqadas)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pejabat senior Hamas yang berbasis di Lebanon mengatakan, kelompok militan tersebut telah mempersiapkan serangan terhadap Israel selama dua tahun, menurut wawancara yang telah diedit dengan saluran berita berbahasa Arab Russia Today, RTArabic, yang diterbitkan di situs webnya.

“Kami memproduksi banyak produk,” kata Ali Baraka, kepala Hubungan Nasional Hamas di Luar Negeri, melansir CNN 12 Oktober.

"Kami memiliki pabrik lokal untuk semuanya," tandasnya.

Lebih jauh dikatakannya, pabrik-pabrik tersebut dapat membuat berbagai roket dengan jangkauan maksimum antara 10 hingga 250 kilometer, serta membuat mortir dan amunisi mortir, katanya.

Tak hanya itu, Hamas juga dikatakan mampu memproduksi senjata api berikut pelurunya.

"Kami memiliki pabrik untuk Kalashnikov dan pelurunya. Kami memproduksi peluru tersebut dengan izin dari Rusia. Kami membangunnya di Gaza," ungkapnya.

"Tak satu pun dari faksi kami dan bahkan sekutu kami, mengetahui titik nol serangan itu untuk menjaga kerahasiaan pertempuran," klaim Baraka.

Baraka tidak menyebutkan keterlibatan pihak luar dalam perencanaan serangan tersebut, hanya mengatakan sekutu Hamas mendukung kami dengan senjata dan uang. Pertama dan terpenting, Iran memberi kami uang dan senjata, juga Hizbullah."

Diketahui, Baraka adalah pejabat politik Hamas yang berbasis di Lebanon.

Faksi-faksi Palestina di Lebanon tidak selalu berkoordinasi dengan erat dengan rekan-rekan mereka di Gaza dan Tepi Barat, antara lain karena pembatasan perjalanan yang ketat di kedua negara.

Serangan militan Palestina Hamas pada Sabtu pekan lalu terhadap wilayah Israel, memicu saling serang kedua belah pihak yang menyebabkan dua ribuan korban tewas dan ribuan lainnya luka-luka, sementara seratusan orang disandera.

Militer Israel mengatakan jumlah korban tewas di negara itu telah mencapai 1.200 orang pada Hari Rabu dan lebih dari 2.700 orang terluka.

Sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 950 orang tewas dan 5.000 lainnya luka-luka di wilayah pesisir yang padat penduduk tersebut.