JAKARTA - Puluhan juta penduduk terancam kekurangan pangan, Program Pangan Dunia menyebut gempa bumi Afghanistan sebagai bencana di atas bencana, mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Terbatasnya bantuan membuat upaya bantuan menjadi sulit setelah gempa bumi dan gempa susulan sejak Sabtu mengguncang negara itu. Pemerintah yang dikuasai Taliban mengatakan, sedikitnya 2.400 orang tewas dan lebih dari 2.000 lainnya luka-luka akibat bencana tersebut.
"Di Afghanistan, ini adalah bencana di atas bencana, di atas bencana, di atas bencana," kata Philippe Kropf, kepala komunikasi Program Pangan Dunia (WFP) Afghanistan, melansir Reuters 12 Oktober.
"Kita mempunyai 50 juta orang yang tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya akan berasal. Program Pangan Dunia hanya mampu mendukung 3 juta orang, karena kekurangan dana yang sangat besar," lanjut Kropf di Provinsi Herat yang diguncang gempa.
"Semua rumah rata dengan tanah dan pusat kesehatan menjadi puing-puing," tambahnya.
Lebih jauh Kropf menerangkan, WFP awalnya menyediakan 2.100 kilokalori per hari untuk setiap keluarga yang terdiri dari tujuh orang selama sebulan, dan mungkin mempertimbangkan bentuk bantuan lain seperti uang tunai dalam beberapa minggu mendatang.
Untuk memerangi malnutrisi, mereka telah mendistribusikan biskuit berenergi tinggi dan selai kacang khusus.
"Wanita menyusui termasuk yang paling rentan, begitu pula anak-anak dan wanita hamil. Jika kita bisa membantu mereka mencegah malnutrisi, itulah cara kita melakukannya, karena mencegah malnutrisi jauh lebih murah dibandingkan mengobati malnutrisi," paparnya.
Dua pertiga dari korban luka di Afghanistan adalah perempuan dan anak-anak, kata Dr. Alaa AbouZeid, kepala tanggap darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di negara itu pada Hari Senin.
BACA JUGA:
Diketahui, sistem layanan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, mengalami pemotongan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan. Selain itu, banyak bantuan internasional, yang menjadi tulang punggung perekonomian Afghanistan, telah dihentikan.
Tak hanya itu, PBB dan badan-badan kemanusiaan juga mengurangi anggaran rencana bantuan untuk Afghanistan pada tahun 2023 menjadi 3,2 miliar dolar AS dari 4,6 miliar dolar AS pada awal tahun, setelah Taliban membatasi pekerja bantuan perempuan.
Adapun WFP juga telah memangkas jatah dan bantuan tunai untuk Afghanistan tahun ini dari semula delapan juta warga.