Bagikan:

BADUNG - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan lelang ulang Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali, setelah sekitar enam bulan proyek jalan yang menghubungkan Badung, Tabanan dan Jembrana tersebut tersendat.

“Progres yang ada, kami menterminasi kontrak yang sebelumnya dan akan melaksanakan pelelangan untuk pengadaan pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi,” kata Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono dikutip ANTARA, Rabu, 11 Oktober.

Triono meyakinkan proyek tersebut akan dilanjutkan, dengan target pelelangan dilaksanakan pada November atau paling lambat akhir tahun 2023 ini.

Setelah mendapat badan usaha hasil tender, Kementerian PUPR akan melakukan penandatanganan kontrak pada pertengahan 2024 sehingga diharapkan konstruksi dapat berjalan kembali pada Juli 2024, sementara proses pembebasan lahan lebih dahulu berproses dari awal tahun 2024.

“Kami rencanakan pembebasan lahan dilaksanakan setelah disetujui Kementerian Keuangan, kita laksanakan targetnya awal 2024,” ujar Triono.

Kini proyek strategis nasional (PSN) tersebut diprakarsai oleh pemerintah sehingga dana pembebasan lahan bersumber dari pemerintah melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

“Kalau untuk lahan yang membiayai dari pemerintah pusat, tapi kalau untuk pembangunan fisiknya dari badan usaha atau investor. Sudah dihitung (dana pembebasan lahan) sekitar Rp7 triliun sampai Rp8 triliun,” sebut Triono.

Sejak mereka menyatakan hendak dilakukan pelelangan ulang untuk proyek yang menghubungkan lebih dari 50 desa di Pulau Dewata itu, menurut Triono sudah banyak respons positif muncul.

Meski tak dapat menyebut satu per satu, ia berharap seluruh badan usaha dapat mengikuti proses tender ketika dimulai nanti, dan dengan ini ia meyakini pengadaan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan berlanjut.

Keyakinan ini juga muncul dari mantan Gubernur Bali Wayan Koster yang hadir bersama Kementerian PUPR bertemu kepala desa yang wilayahnya dilintasi trase tol.

Koster mengaku punya tanggung jawab atas mangkraknya proyek ini, lantaran jalan tol pengerjaannya dimulai saat ia menjabat.

Dia menjelaskan saat itu Pemprov Bali telah memastikan Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi berjalan sesuai tahapan, mulai dari penetapan lokasi, pengukuran lahan untuk trase tol, hingga peletakan batu pertama di lahan Pemprov Bali.

“Tapi rupanya dalam perjalanan ada perubahan kontraktor yang bergabung dalam konsorsium sehingga ada proses yang membuat pekerjaan tertunda. Sekarang tender ulang oleh kementerian untuk dapat mitra kerja badan usaha yang lebih solid,” ujar Koster.

Mendengar penjelasan alasan tersendatnya pengerjaan jalan, Koster menyampaikan kembali respons kepala desa, yaitu mereka tetap mendukung agar proyek dilanjutkan, sebagai tambahan mereka akan bertemu kembali untuk diberikan informasi lebih lanjut.