Menteri PUPR Percepat Tender Investor Tol Gilimanuk-Mengwi Bali
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, saat konferensi pers 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum 2024" di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (12/10). (FOTO Dafi-VOI)

Bagikan:

BADUNG - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mempercepat pelaksanaan tender untuk investor proyek tol Gilimanuk-Mengwi, Bali, pada November 2023.

“Akhir bulan ini atau bulan depan (November) sudah bisa tender,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Kamis, 12 Oktober.

Percepatan pelaksanaan tender untuk pemilik modal itu dilakukan agar proyek tol yang menghubungkan Kabupaten Jembrana, Tabanan dan Badung itu bisa digarap pada 2024.

Menteri PUPR menjelaskan setelah tender untuk investor atau badan usaha jalan tol (BUJT) sukses, maka investor akan mencari kontraktor untuk mengerjakan tol tersebut.

Basuki memastikan tol tersebut diupayakan terus berjalan karena ia memproyeksi ada banyak investor ikut tender ulang tersebut.

“Ini terus (berjalan) pasti bisa. Kalau dari market sounding-nya akan ada banyak yang ikut tender,” katanya.

Dia mengharapkan pendanaan proyek tersebut bukan berasal dari anggaran di APBN melainkan melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) termasuk pendanaan dari luar negeri.

Menteri PUPR menambahkan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) melakukan sosialisasi dengan pihak desa yang rencananya dilalui jalan bebas hambatan itu termasuk menjelaskan tender ulang proyek itu.

Tender ulang dilakukan karena belum berhasil mendapatkan pendanaan.

“Karena yang kemarin itu gagal untuk dapat pendanaan. Sesuai aturan, kami batalkan (tender),” ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono juga memastikan proyek itu terus berlanjut.

Ia menjelaskan setelah mendapat investor, Kementerian PUPR akan melakukan penandatanganan kontrak pada pertengahan 2024.

Harapannya, lanjut dia, konstruksi dapat berjalan pada Juli 2024 dan proses pembebasan lahan lebih dahulu dilakukan pada awal 2024.

“Kalau untuk lahan yang membiayai dari pemerintah pusat, tapi kalau untuk pembangunan fisiknya dari badan usaha atau investor. Sudah dihitung (dana pembebasan lahan) sekitar Rp7 triliun sampai Rp8 triliun,” ujar Triono.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki meletakkan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi dengan panjang 96,84 kilometer itu pada Sabtu (10/9/2022) dan saat ini proyek tersebut mandek.

Proyek tol yang melintasi 13 kecamatan dan 58 desa di tiga kabupaten itu diperkirakan menelan biaya investasi mencapai sekitar Rp24,6 triliun.