Bagikan:

YOGYAKARTA - Dunia pendidikan di Yogyakarta digemparkan dengan meninggalnya salah seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di asrama University Residence (Unires) Putri, Senin kemarin.

Terkait kejadian tersebut pihak kampus UMY menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya mahasiswi S (18). S selama ini memberi kesan yang baik.

"Kami mendoakan almarhumah khusnul khotimah dan orang tua serta keluarga diberi ketabahan dan keikhlasan. Amin ya rabbal alamin, " kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Faris Al-Fadhat, dalam keterangan resminya, Selasa 3 Oktober.

Menurut Faris, kronologi meninggalnya mahasiswa S, bermula saat ustaz Talqis Nurdianto, baru selesai mengisi program pembinaan bagi mahasiswi penghuni Unires Putri. Tidak berselang lama, ustaz Talqis mendengar suara orang berteriak, bunyi genteng jatuh, dan suara yang menyerupai benda jatuh.

Setelah diperiksa didapatkan korban sudah tertelungkup dengan posisi tangan kiri di bawah perut dan tangan kanan di atas kepala dengan kondisi korban yang masih menggunakan pakaian tidur.

"Setelah diangkat dan dipindahkan ke tempat lain bersama staf cleaning service, diketahui almarhumah masih memiliki detak nadi di bagian tangan dan lehernya," lanjut Faris.

Pada pukul 06.20 ustaz Talqis bersama satpam dan kakak pembina Unires segera membawa almarhumah ke RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sesampai di ruang IGD PKU Gamping pukul 06.30 langsung dilakukan tindakan dengan memasang alat-alat medis.

"Pukul 06.45 dokter menyatakan bahwa almarhumah meninggal dunia. Dokter memberikan keterangan tambahan bahwa almarhumah memiliki riwayat sakit, karena pada malam harinya almarhumah sudah mengunjungi RS PKU Gamping dengan keluhan sakit perut setelah mengonsumsi obat sakit kepala dan permasalahan psikis lainnya," lanjutnya.

Faris mengatakan pihak dokter telah memeriksa dan merekomendasikan untuk berkonsultasi lanjutan ke psikiater.

UMY sendiri melalui pengelola Unires, Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA), dan Program Studi Ilmu Komunikasi, telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian terdekat serta dokter di PKU Gamping.

"Pihak kampus telah menghubungi orang tua almarhumah dan menyampaikan duka cita yang sangat mendalam. Sore ini, ayah almarhumah telah sampai di Yogyakarta. UMY akan memfasilitasi seluruh proses penanganan dan biaya rumah sakit, serta pemberian santunan kematian, termasuk memfasilitasi kepulangan jenazah hingga sampai di kampung halaman," katanya.

Faris menambahkan sebelum meninggal pihak kampus melalui LPKA, telah mendata almarhumah sebagai mahasiswa baru yang perlu mendapatkan pendampingan khusus.

Mengingat riwayat kesehatan almarhumah sebelum masuk menjadi mahasiswa UMY. Tim Psikolog dibantu Konselor Sebaya yang ditugaskan telah melakukan pendampingan dan memberi rujukan untuk berkonsultasi lanjutan.

Pada hari ini, Senin 2 Oktober 2023, almarhumah sudah dijadwalkan untuk melakukan pendampingan dan sesi konseling lanjutan bersama psikolog dan konselor sebaya LPKA, yang merupakan kakak pendampingnya.

UMY melalui LPKA berkomitmen kuat dan akan terus melakukan bimbingan dan pendampingan kepada teman-teman dekat almarhumah yang membutuhkan pendampingan psikologis setelah mengetahui kejadian tersebut.