JAKARTA – Cecep, sekuriti SMAN 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan diduga tewas karena menghirup gas karbon alat pemadam sederhana (APAR) yang sudah kedaluwarsa. Dugaan itu disampaikan oleh Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol Tribuana Roseno dalam keterangannya, Jumat, 29 September.
“Korban meninggal dunia diduga akibat menghirup gas karbon yg di keluarkan atau semprotkan dari APAR besar berwarna oranye yang sudah kedaluwarsa tahun 2016,” kata Tribuana kepada wartawan, Jumat siang, 29 September.
Tribuana juga menerangkan, kejadian itu bermula saat saksi bernama Rahmat tengah memasang keramik di dekat panel listrik mendengar suara ledakan hingga mengeluarkan asap dan api. Rahmat memanggil korban, Cecep untuk segera memadamkan api.
“Korban langsung mengambil tabung APAR besar bersama dua orang lainnnya, selanjutnya korban langsung masuk ke dalam ruangan panel listrik dan langsung menyemprotkan tabung apar besar,” katanya.
“Sehingga api dapat di kuasai oleh korban dengan menggunakan 1 buah apar besar yang sudah kedaluwarsa (2016),” sambungnya.
Lebih lanjut, setelah Apar disemprotkan, ruangan dipenuhi asap dan debu. Korban yang berada di dalam ruangan menghirup kabut tebal itu.
BACA JUGA:
Setelah itu, Cecep keluar dari tempat yang dipenuhi asap. Lalu, dia bersandar pada tiang besi garasi parkiran motor.
“Korban terjatuh tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke rumah sakit RSPP. (Namun) Korban Meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Korban diduga akibat menghirup gas karbon yang di keluarkan APAR,” ujarnya
Sebelumnya, seorang sekuriti di SMAN 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dikabarkan tewas dalam peristiwa kebakaran panel (gardu) listrik yang ada di dalam sekolah tersebut. Korban bernama Cecep meninggal karena menghirup asap tebal saat memadamkan api.
Perwira Piket Gulkarmat Jakarta Selatan, Suhudi mengatakan kejadian itu terjadi pada Jumat, 29 September, sekiranya pukul 08.56 WIB.