Survei: Keberlanjutan Program Jokowi Jadi Arus Utama Pemilu
Survei kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo versi New Indonesia Research and Consulting. (ANTARA/HO-New Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting menilai isu keberlanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap menjadi arus utama dalam pemilu 2024 berdasarkan survei kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi yang mencapai 81,7 persen.

Dari 81,7 persen responden yang merasa puas, sebanyak 9,6 persen menyatakan sangat puas dan 72,1 persen menyatakan puas. Hanya 16,1 persen yang menyatakan tidak puas, serta 0,9 persen di antaranya merasa tidak puas sama sekali, dan yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebesar 2,2 persen.

"Kepuasan publik yang mencapai 81,7 persen menandakan keberlanjutan program Jokowi sebagai arus utama dalam pemilu mendatang," kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dilansir ANTARA, Selasa, 26 September. 

Andreas mengatakan dominannya arus utama keberlanjutan ditunjukkan dari tingginya elektabilitas dua capres dari partai-partai terbesar yang notabene pendukung kuat pemerintah.

Prabowo Subianto yang diusung oleh Gerindra adalah partai terbesar kedua yang menjadi poros utama Koalisi Indonesia Maju (KIM). Anggotanya mencakup partai-partai di Senayan, yaitu Golkar dan PAN, termasuk Demokrat yang berada di pihak oposisi.

Selain itu Prabowo mengoleksi dukungan dari banyak partai baru dan nonparlemen, yaitu PBB, Gelora, dan Garuda. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga kerap hadir dalam agenda-agenda koalisi pengusung Prabowo, meskipun belum memutuskan secara formal.

Sedangkan Ganjar Pranowo diusung oleh PDIP yang merupakan partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut. Koalisi pengusung Ganjar juga melibatkan PPP dan dua partai nonSenayan, yaitu Perindo dan Hanura.

Di kubu Koalisi Perubahan, Anies Baswedan yang semula didukung dua partai oposisi yaitu Demokrat dan PKS belakangan mengalami pergantian formasi. Demokrat memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan dan beralih mendukung Prabowo setelah Muhaimin Iskandar (PKB) dipilih sebagai bacawapres Anies. 

PKS kemudian akhirnya menerima pasangan Anies-Cak Imin dan bertahan di Koalisi Perubahan. Dua partai pemerintah kini mendominasi koalisi pengusung Anies, yaitu NasDem dan PKB.

Kubu Koalisi Perubahan melihat situasi politik yang didominasi oleh narasi keberlanjutan kurang menguntungkan posisinya.

"Pelan tapi pasti, Koalisi Perubahan menyesuaikan diri dan ingin turut mencicipi kue elektoral dari faktor Jokowi yang tak terkalahkan," kata Andreas.

Andreas juga mengungkapkan berdasarkan tren tahun 2020, tingkat kepuasan cenderung bergerak naik. Meski sempat turun tajam saat gelombang kedua pandemi COVID-19 pada pertengahan 2021, kepuasan publik kembali naik hingga menembus batas psikologis di atas 80 persen.

Pemulihan ekonomi dan berakhirnya status pandemi memberikan ekspektasi yang tinggi atas kinerja pemerintahan. Pertumbuhan ekonomi berangsur-angsur pulih dan kini bertahan di atas 5 persen, angka yang cukup tinggi dibanding beberapa negara lain.

Demikian pula dengan gejolak inflasi yang dipicu disrupsi rantai pasokan komoditas pangan dan energi, serta faktor geopolitik khususnya perang di Ukraina, berhasil diatasi. Ancaman masih muncul dari dampak El Nino dan larangan ekspor pangan oleh sejumlah negara.

Tetap tingginya tingkat kepuasan pada paruh kedua pemerintahan Jokowi, ditambah terpaan pandemi dan perang, memberikan optimisme bagi publik untuk arah pembangunan yang dirasa sudah tepat menuju target Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

 

Pembatasan masa jabatan yang diatur dalam konstitusi membuat Jokowi tak bisa berlaga pada Pemilu 2024. Alhasil, publik menaruh harapan pada kepemimpinan nasional berikutnya yang bisa membawa keberlanjutan program-program Jokowi pascapemilu.

Keberlanjutan praktis menjadi wacana arus utama dalam Pilpres mendatang. Seruan perubahan yang digaungkan oleh kekuatan-kekuatan politik oposisi kini cenderung memudar, bahkan harus berkompromi dengan arus besar keberlanjutan tersebut.

Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 11-17 September 2023 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.