Bagikan:

JAKARTA -Seorang wartawan Prancis ditangkap dan rumahnya digeledah pada Hari Selasa, setelah laporannya dua tahun lalu untuk outlet media online Disclose menyebutkan, informasi intelijen Prancis disalahgunakan oleh Mesir, demikian ungkap outlet media tersebut dan pengacara sang wartawan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengutuk penangkapan wartawan Ariane Lavrilleux, yang menulis laporan yang mengatakan, informasi intelijen Prancis yang dimaksudkan untuk melacak militan jihadis, telah disalahgunakan oleh Mesir untuk menargetkan para penyelundup di perbatasan Libya dan membunuh warga sipil.

Publikasi laporan tersebut mendorong menteri angkatan bersenjata Prancis untuk melakukan penyelidikan.

Pengacara Lavrilleux, Virginie Marquet, mengatakan kliennya sedang diinterogasi oleh seorang hakim dan petugas polisi dari badan intelijen Prancis DGSI, sebagai bagian dari penyelidikan atas tindakan yang membahayakan keamanan nasional.

"Ini adalah prosedur yang tidak biasa," kata Marquet kepada Reuters, seperti dikutip 20 September.

"Ini merupakan tindakan yang lebih tinggi dalam hal tindakan pemaksaan terhadap jurnalis," tandasnya.

Sementara itu, pihak DGSI tidak segera membalas permintaan komentar.

Disclose, yang sebelumnya telah melaporkan kesepakatan rahasia lainnya antara Paris dan Kairo, dua tahun lalu menerbitkan lusinan dokumen rahasia yang katanya menunjukkan penyalahgunaan intelijen yang diberikan kepada Mesir.

Para pejabat pemerintah Mesir tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar, ketika laporan tersebut diterbitkan.

Dokumen-dokumen tersebut termasuk pesan-pesan yang diklaim dari mereka yang terlibat yang memperingatkan atasan mereka, bahwa informasi mereka disalahgunakan untuk 'mengebom' warga sipil.

"Kami sangat khawatir," kata Katia Roux dari Amnesty France.

"Menahan seorang jurnalis karena melakukan pekerjaannya, apalagi karena mengungkapkan informasi yang menyangkut kepentingan publik, dapat menjadi ancaman bagi kebebasan pers dan kerahasiaan narasumber," urainya.

Diketahui, Reporters Without Borders dan kelompok-kelompok hak asasi lainnya juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penangkapan tersebut.