Bagikan:

JAKARTA - Turis asing kembali membuat ulah dengan melakukan tindakan tidak bertanggung jawab terhadap objek-objek wisata bersejarah di Italia.

Terbaru, Koridor Vasari yang berusia 460 tahun, sebuah lorong indah di tepi sungai yang terhubung dengan Galeri Uffizi yang terkenal di Florence, dipenuhi dengan grafiti terkait tim sepak bola pada dini hari 23 Agustus lalu.

Pelaku dugaan tindakan vandalisme, menurut cabang polisi militer Carabinieri Italia di Florence, adalah dua turis Jerman di antara 11 pelajar yang menginap di penginapan yang ada di pusat kota itu.

"Unit Operasi Carabinieri Florence dan Stasiun Uffizi Carabinieri, menganalisis rekaman video pengawasan, berhasil mengidentifikasi dua orang yang pada pukul 5.20 pagi, merusak situs seni yang sangat penting,” kata Carabinieri Florentine dalam sebuah pernyataan kepada CNN, seperti dikutip 15 September.

Kedua tersangka, berusia 20 dan 21 tahun, diawasi setelah mereka menggunakan cat semprot untuk menulis pada bangunan kuno tersebut, kata Carabinieri.

Penginapan tempat mereka menginap pun digerebek berdasarkan surat perintah penggeledahan. Barang bukti dua kaleng cat semprot hitam serta pakaian bernoda cat ditemukan.

Pihak berwenang mengatakan, mereka sekarang membandingkan sidik jari dari kaleng cat dengan 11 siswa yang semuanya ditanyai mengenai masalah tersebut.

Sementara itu, Kementerian Kebudayaan Italia mengatakan, aksi vandalisme tersebut menyebabkan perbaikan senilai 10.000 euro dan pekerjaan harus dilakukan di bawah pengawasan penjaga bersenjata 24 jam.

Menteri Kebudayaan Italia Gennaro Sangiuliano berterima kasih kepada para pejabat, atas kerja keras mereka dalam melacak pelakunya.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Carabinieri karena segera mengidentifikasi tersangka pelaku Koridor Vasari di Florence. Tindakan seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sekarang keadilan sudah ditegakkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Diketahui, Koridor Vasari sepanjang satu kilometer dibangun oleh pelukis dan arsitek Renaisans Italia Giorgio Vasari, dalam waktu kurang dari sembilan bulan pada tahun 1565.

Ini dimaksudkan sebagai rute tertutup rahasia bagi pemimpin Dinasti Medici saat itu, Cosimo I de'Medici, antara rumah keluarga pribadi di Taman Boboli ke tempat yang sekarang menjadi museum Uffizi, tetapi pada saat itu merupakan pusat kekuasaan pemerintahan.

Lorong layang ini membentang di sepanjang Sungai Arno, melintasi atap-atap pusat Kota Florence dan melintasi jembatan kuno Ponte Vecchio. Itu juga melewati Basilika Santa Felicita sebelum mencapai taman Boboli tempat tinggal Dinasti Medici.

Koridor tersebut dipulihkan pada tahun 1973, tetapi ditutup untuk umum pada tahun 2016 karena masalah keamanan di pintu keluar evakuasi. Koridor tersebut telah menjalani pengerjaan sejak tahun 2019 untuk dibuka kembali untuk umum.

Tindakan tersebut menambah deretan tindakan tercela turis di Italia selama setahun terakhir, mulai dari perusakan Colosseum kuno di Roma hingga berenang di laguna yang dilindungi UNESCO di Venesia. Wisatawan juga melemparkan skuter listrik dan mengendarai Masareti menuruni Spanish Steps di Roma.

Direktur Uffizi Eike Schmidt mengutuk tindakan tercela tersebut, menyerukan hukuman tangan besi daripada hukuman simbolis, yang sering dijatuhkan kepada wisatawan yang berperilaku buruk, terutama untuk menghindari masalah ekstradisi mereka.

Seringkali wisatawan yang berperilaku buruk dikenakan denda kecil dan dilarang kembali ke kota tempat mereka melakukan kejahatan. Schmidt menyerukan hukuman penjara bagi pelanggar situs warisan budaya mana pun.