Bagikan:

JAKARTA - Polisi mengungkap keberadaan kelompok Anarcho Syndicalism yang diduga akan melakukan kerusuhan dengan memanfaatkan situasi pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Polisi sempat menyita sejumlah buku yang diduga menjadi bahan bacaan kelompok ini untuk melakukan aksi. Namun belakangan, salah satu buku yang disita itu dikembalikan dan tak jadi barang bukti karena tak berkaitan dengan kasus vandalisme.

Salah satu buku yang disita berjudul Corat-Coret di Toilet. Buku ini berisi belasan cerita pendek atau cerpen yang mengisahkan kejadian yang terjadi di era tahun 2000-an atau pasca-reformasi. Dari belasan cepen, ada satu kisah utama dan sekaligus merupakan judul buku ini, yaitu Corat-Coret di Toilet.

Cerpen dengan judul Corat-Coret di Toilet mengisahkan aksi beberapa mahasiswa saling membalas pesan coretan di dinding toilet kampus. Cerita ini berawal dari ketika seseorang menulis suatu kalimat di dinding toilet kampus 'Reformasi gagal total, Kawan! Mari tuntaskan revolusi demokratik!'.

Kasubdit Keamanan Negara Polda Metro Jaya AKBP Dwi Asih mengatakan, buku ini bukanlah barang bukti. Namun, buku ini ditemukan saat penangkapan para tersangka.

"Buku buku itu diamankan milik salah satu tersangka yang menjadi admin grup WhatsApp. Tapi tidak ada kaitannya dengan perkara sehingga tidak dijadikan barang bukti," ucap Dwi kepada VOI, Kamis, 16 April.

Dwi mengatakan, polisi belum bisa memastikan rencana kelompok ini menciptakan kerusuhan pada pertengahan April, meski ada bukti percakapan yang ditemukan pada ponsel para tersangka tentang upaya tersebut. Polisi menganggap buktinya masih kurang dan perlu pendalaman penyidik.

Untuk saat ini, polisi baru menelurusi kasus vandalisme yang dilakukan kelompok tersebut. Sejumlah barang bukti pun disita buat menguatkan adanya tindak pidana tersebut, di antaranya botol cat semprot dan kertas-kertas yang bertuliskan kalimat provokatif.

"Memang benar omongan seperti itu (melakukan kerusuhan pada April) tapi bukan kaitannya dengan kelompoknya atau alirannya. Untuk perencanaan mereka masih pendalaman karena butuh alat bukti lagi tidak cukup hanya dari omongan mereka," papar Dwi.

"Jadi, tidak ada buku yang disita karena hanya diamankan. Itu semua kita kembalikan karena tidak ada kaitannya," tandas Dwi.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, sejumlah buku disita dari kelompok ini. Buku tersebut disita karena berkaitan dengan rencana kerusuhan yang akan mereka lakukan.

"Buku-buku pelajaran sama kayak teroris. Mereka kan Anarcho, Vandalisme. Tugasnya cuma bikin rusuh," kata Yusri.