Bagikan:

JAKARTA - Majelis Kehormatan Partai Gerindra memutuskan untuk memecat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kota Semarang Joko Santoso dari jabatannya akibat kasus intimidasi terhadap kader PDIP.

Pemberhentian Joko dari jabatannya ini diputuskan dalam rapat yang dipimpin Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman di Kantor DPP Gerindra yang menghadirkan Joko beserta saksi untuk klarifikasi secara daring.

"Beilau tadi dalam pengakuannya mendatangi rumah kader PDIP, masuk kemudian juga membentak-bentak, diakui sendiri. Nah, itu sudah cukup bagi kami untuk menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah dan diberikan sanksi cukup berat diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang," kata Habiburokhman, Minggu, 10 September.

Habiburokhman menegaskan bahwa Joko terbukti bersalah karena melakukan intimidasi tanpa menyelesaikan masalah dengan berdialog secara baik. Terlebih, Joko merupakan pimpinan partai di tingkat daerah.

Hal ini, menurut dia, jelas melanggar ikrar jati diri kader Partai yang dipimpin Prabowo Subianto tersebut.

"Lima anggota majelis bersepakat dan menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah. Melanggar Pasal 68 Anggaran Dasar/Rumah Tangga Partai Gerindra yaitu soal jati diri kader Gerindra yang harus berperilaku sopan, rendah hati, dan disipilin," urainya.

Di satu sisi, Habiburokhman turut meminta semua kader, khusunya di Jawa Tengah untuk tidak terprovokasi dari masalah ini.

"Jangan terprovokasi, juga tetap mematuhi apa yang kami tadi sebut jati diri kader Gerindra, bersikap sopan, rendah hati, dan disiplin partai. Itu juga kan arahan dari Pak Prabowo," urainya.

Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Semarang Hendrar Prihadi mengatakan perkara dugaan pemukulan yang menimpa dirinya terjadi sekitar pukul 21.45 WIB pada Jumat 8 September.

"Tadi malam hari Jumat jam 21.45 WIB ada kawan kami Pak Suparjianto warga Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, yang didatangi ketua DPC Gerindra. Kemudian tanpa ba-bi-bu Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD, Kota Semarang itu memukul kader kami," tambah Hendrar.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso membantah melakukan pemukulan terhadap salah satu kader PDIP gara-gara pemasangan bendera partai politik yang pemberitaannya marak.

Dalam pernyataannya di Semarang pada Sabtu 9 September, Joko menjelaskan pada Jumat 8 September malam sekitar pukul 21.30 WIB memang mendatangi rumah Suparjianto yang kebetulan salah satu kader PDIP.

Kedatangannya tersebut untuk menanyakan mengenai pemasangan bendera PDIP di Gang Garuda yang merupakan tempat tinggal Joko, dan dijawab singkat oleh Suparjianto, "Saya hanya disuruh, Om".

Joko ingin mengklarifikasi mengapa pemasangan bendera partai berlambang banteng hanya dilakukan di RT 03 RW 04 Kelurahan Bandarharjo yang kebetulan merupakan tempat tinggal-nya.