Sesalkan Pengungkapan Pertemuan Menterinya dengan Menlu Libya, PM Israel Netanyahu: Itu Tidak Membantu
PM Israel Benjamin Netanyahu. (Wikimedia Commons/kmu.gov.ua/Кабінет Міністрів України)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pengungkapan pertemuan rahasia menterinya dengan Menteri Luar Negeri Libya sebagai hal yang tidak membantu, lantaran itu juga menyebabkan reaksi keras di Tripoli.

Kantor Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen pada tanggal 26 Agustus mengumumkan, Ia telah bertemu dengan mitranya Menlu Libya Najla Mangoush di Italia pada awal bulan lalu.

Pernyataan itu muncul setelah adanya laporan media Israel mengenai pertemuan tersebut, memicu protes di Libya, yang tidak mengakui Israel dan memiliki sentimen pro-Palestina yang kuat, berujung pemecatan Menlu Mangoush oleh Perdana Menteri Abdulhamid al-Dbeibah.

"Itu tidak membantu, sekarang sudah jelas," kata PM Netanyahu kepada stasiun TV Siprus ANT1 ketika ditanya tentang publikasi tersebut, melansir Reuters 3 Septmeber.

"Saya telah mengeluarkan arahan kepada semua menteri pemerintah kami, bahwa pertemuan semacam itu harus mendapat izin terlebih dahulu dari kantor saya, dan tentu saja publikasi mereka harus mendapat izin terlebih dahulu dari kantor saya," urai PM Netanyahu.

Terpisah, para analis mengatakan PM Dbeibah dan para pemimpin Libya lainnya telah berusaha membangun hubungan dengan Israel, berharap Amerika Serikat, yang melihat normalisasi hubungan Arab dengan Israel sebagai prioritas, akan mendukung mereka dalam keretakan politik internal Libya.

Sedangkan Israel ingin melakukan pembicaraan secara diam-diam dengan mitra-mitra Arab dan Muslim potensial, dengan harapan mereka akan berkembang menjadi hubungan penuh.

Dalam wawancara dengan ANT1, PM Netanyahu menyebut penanganan pertemuan Cohen-Magoush sebagai "pengecualian terhadap aturan".

Sementara itu, dalam sebuah unggahan di media sosial pada 28 Agustus yang menepis kehebohan tersebut, Menlu Cohen membela kementeriannya yang "selalu bekerja secara terbuka dan terselubung, dan dengan berbagai cara yang bijaksana, untuk meningkatkan hubungan luar negeri Israel".