JAKARTA - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan pada Hari Selasa, semua pertemuan diplomatik rahasia harus disetujui oleh kantornya, beberapa hari setelah menteri luar negerinya memicu badai diplomatik dan politik, dengan mengungkapkan pertemuan rahasia dengan rekannya dari Libya.
PM Netanyahu juga meminta agar publikasi pertemuan diplomatik rahasia, harus mendapat izin terlebih dahulu dari Kantor Perdana Menteri.
Itu dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengungkapkan pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Libya Najla Mangoush, sementara Pemerintahan Libya di bawah Perdana Menteri Libya Abdul Hamid al-Dbeibeh mengaku tidak mengetahui pertemuan tersebut.
Menurut para analis, kecil kemungkinan Mangoush atau Cohen akan mengadakan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya tanpa memberi tahu perdana menteri masing-masing, melansir The Times of Israel 30 Agustus.
Pertemuan yang diungkap Cohen pada Hari Minggu itu terjadi di Italia. Internal Libya bergolak mendengar hal tersebut, menimbulkan protes masyarakat, sedangkan Mangoush yang sempat dinonaktifkan akhirnya dicopot dari jabatannya dan dikabarkan terbang ke Turki.
Di dalam negeri Israel, Pemerintahan PM Netanyahu juga menerima banyak kritik terkait cara menangani interaksi sensitif ini.
Sumber yang tidak disebutkan namanya di agen mata-mata Mossad yang dikutip oleh Channel 12 mengatakan, tindakan Cohen telah menimbulkan kerusakan besar pada hubungan yang telah terjalin dalam beberapa tahun terakhir.
"Dia membakar jembatan. Itu tidak bisa diperbaiki," ujar sumber itu.
Terpisah, Kementerian Luar Negeri Libya membantah adanya pembicaraan formal dengan Cohen.
"Apa yang terjadi di Roma adalah pertemuan biasa yang tidak resmi dan tidak dipersiapkan, selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Italia, dan tidak mencakup diskusi, perjanjian atau konsultasi apa pun," kata Kementerian Luar Negeri Libya dalam sebuah komunike.
Namun, dua pejabat senior pemerintah Libya mengatakan kepada The Associated Press, perdana menteri mengetahui tentang pembicaraan antara menteri luar negerinya dan kepala diplomat Israel.
Salah satu pejabat mengatakan Dbeibeh memberi lampu hijau untuk pertemuan itu bulan lalu, saat dia berkunjung ke Roma. Kantor perdana menteri mengatur pertemuan itu melalui koordinasi dengan Mangoush, katanya.
BACA JUGA:
Sementara, pejabat lainnya mengatakan pertemuan Mangoush-Cohen berlangsung sekitar dua jam. Mangoush memberi pengarahan langsung kepada perdana menteri setelah dia kembali ke Tripoli.
Pejabat itu menambahkan, normalisasi hubungan antara Libya dan Israel pertama kali dibahas dalam pertemuan antara Dbeibeh dan Direktur CIA William Burns, yang mengunjungi ibu kota Libya pada Bulan Januari.
Diketahui, Mangoush mewakili pemerintah yang diakui PBB yang berbasis di Tripoli. Ia adalah menteri luar negeri pertama wanita di negara itu.