Induk Beruang Coklat yang Terancam Punah Tewas Ditembak, Polisi Italia Gelar Penyelidikan
Ilustrasi beruang coklat Marsika. (Wikimedia Commons/Marco Tersigni)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pria membunuh seekor beruang coklat yang terancam punah di pinggiran Kota San Benedetto dei Marsi di Abruzzo, Italia, kata Taman Nasional Abruzzo, Lazio dan Molise pada Hari Jumat.

Ironisnya, penembakan tersebut telah menyebabkan dua anak beruang kehilangan induknya dan berada dalam risiko tinggi, dengan pencarian segera dilakukan untuk segera menemukan mereka.

Pria yang membunuh hewan tersebut telah diidentifikasi, sementara Polisi Italia sedang menyelidiki insiden tersebut, seperti melansir Euronews dan AP 1 September.

Kantor berita Italia Ansa melaporkan, pria tersebut mengatakan kepada polisi setempat: "Saya menembak karena saya takut, tetapi saya tidak ingin membunuh".

"Saya menemukannya di properti saya. Itu adalah tindakan yang impulsif dan naluriah," lanjutnya.

Diketahui, beruang yang ditembak ternyata beruang coklat Marsika yang sangat terancam punah

Taman Nasional Abruzzo, Lazio dan Molise pun mengutuk pembunuhan hewan tersebut.

"Tidak ada alasan untuk membenarkan kejadian tersebut, karena Amarena tidak pernah menimbulkan masalah apa pun bagi manusia," tulisnya di Facebook, merujuk pada induk beruang yang tewas ditembak.

Nama Amarena adalah bahasa Italia yang berarti ceri hitam. Penduduk setempat dengan penuh kasih sayang memberikan nama tersebut karena ceri dan ceri hitam adalah salah satu makanan favorit beruang, kata harian Corriere della Sera.

Awal pekan ini Amarena terlihat berjalan-jalan di San Sebastiano Dei Marsi bersama kedua anaknya.

Politisi Italia dan pembela hak-hak binatang mengutuk pembunuhan tersebut.

"Pembunuhan beruang betina Marsika adalah sebuah episode yang serius, dan kita harus memberikan pencerahan secepat mungkin,'' kata Menteri Lingkungan Hidup Italia, Gilberto Pichetto.

"Komitmen kami juga ditujukan untuk melindungi anak-anak beruang, melakukan segala upaya agar mereka tetap bebas," tambahnya dalam keterangan tertulis.

Terpisah, kepala kantor World Wildlife Fund (WWF) di Italia, Luciano Di Tizio, menyebut pembunuhan beruang tersebut sebagai "kejahatan alam yang sangat serius dan tidak dapat dibenarkan" dan merupakan hasil dari "kampanye terus-menerus terhadap satwa liar."

Beruang coklat marsika yang berasal dari Italia tengah adalah subspesies beruang coklat yang terancam punah. Pihak taman nasional mengatakan, saat ini hanya tersisa sekitar 60 beruang tinggal di dalamnya dan sekitarnya.