Anies dan Ironi Banjir Jakarta
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sabtu, 22 Februari, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan potret fasilitas ruang publik yang dipoles sedemikian rupa. Foto bertema "Wajah Baru Jakarta" itu dipamerkan di akun media sosialnya, mulai dari jembatan penyeberangan orang (JPO) hingga trotoar hasil revitalisasi. 

 

Malamnya, hujan deras mengguyur Jakarta hingga mengakibatkan banjir di mana-mana. Minggu, 22 Februari pukul 12.00 WIB, sedikitnya ada 125 RW terendam banjir, dengan wilayah paling banyak terdampak di Jakarta Timur.

Bahkan, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sempat tergenang banjir dan membuat beberapa alat kesehatan di sana terendam. Untungnya, hal tersebut tidak mengganggu pelayanan pasien di sana. 

 

 

Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi terganggu karena banjir tersebut merupakan pertama kalinya mengenang RSCM dan kawasan elite yang berada tepat di belakang Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Prasetio meninjau kawasan tersebut. Di lokasi, ia meminta sejumlah petugas dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) membongkar trotoar di depan LBH Jakarta. Trotoar ini baru saja direvitalisasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Ketua DPRD Prasetio mengecek trotoar dan saluran air di sekitar kawasan RSCM (Foto: Istimewa)

Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan bor. Sebab, tak ada katup pembuka bak kontrol saluran air. 

Setelah dibuka, ternyata saluran air tersumbat akibat pengerjaan revitalisasi trotoar oleh jajaran Dinas Bina Marga. Ini ironi. Pasalnya, selama ini revitalisasi trotoar menjadi kebijakan strategis yang digaungkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

"Pemprov DKI ini sangat kurang koordinasi. Harusnya, kalau membuat trotoar mesti koordinasi dari Bina Marga ke SDA. Kalau dampaknya (banjir) seperti ini, kan berarti (revitalisasi) hanya casing aja," kata Prasetio, beberapa waktu lalu.

Selain RSCM, kawasan yang tergenang cukup dalam juga berada di Kelapa Gading. Banyak warganet mengeluhkan kediamannya di Kelapa Gading terdampak banjir lebih parah dari banjir 1 Januari kemarin. 

Sementara, jika dilihat dalam aku media sosial Instagram, kegiatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemarin meninjau kawasan banjir di Cempaka Putih, serta beberapa pintu air. 

Prasetio menganggap Anies beserta jajarannya kurang antisipasi dalam menghadapi banjir. "Jangan setelah penyakitnya datang baru gradak gruduk, enggak selesai-selesai, bos," ungkap dia. 

Senada dengan itu, Anggota Fraksi PSI Justin Adrian menganggap program antisipasi banjir DKI hanya jalan di tempat. Sebab, pada tahun 2018 sampai 2020, Kementerian PUPR tidak bisa menjalankan normalisasi karena Pemprov DKI tidak mau membebaskan lahan.

Anies, kata Justin, tak lagi bisa mengelak dan beralasan bahwa banjir Jakarta diakibatkan cuaca ekstrem dari hulu. Pasalnya, BMKG mencatat hujan lebat terjadi di wilayah Jakarta dan Bekasi. Sementara itu, daerah Bogor dan Depok hanya hujan ringan, sehingga ketinggian pintu air Depok dan Katulampa Bogor berstatus siaga 4 (normal).

“Dari data curah hujan dan ketinggian pintu air, jelas sekali bahwa banjir hari ini adalah karena hujan lokal. Wilayah-wilayah seperti Menteng, Tebet, dan Kuningan yang biasanya aman tapi hari ini justru mengalami banjir. Pak Gubernur tidak punya alasan untuk menyalahkan hujan di Bogor dan tidak bisa melempar masalah ke pemerintah pusat,” kata Justin.