Konglomerat Kiki Barki Akuisisi Rp1,12 Triliun alias 51 Persen Saham Perusahaan Nikel Singapura
Konglomerat Kiki Barki. (Foto: Dok. Forbes)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan milik konglomerat Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk (HRUM) semakin gencar melakukan ekspansi dengan mengakuisisi sejumlah nominal saham perusahaan nikel yang berbasis di luar negeri. Setelah mengakuisisi Nickel Mines Limited asal Australia sebesar 34,26 juta dolar AS atau setara Rp 369 miliar, Harum Energy melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel, mengakuisisi 51 persen saham PT Position milik Aquila Nickel Pte Ltd atau setara dengan 24.287 saham perusahaan.

Aquila adalah perusahaan yang berbasis di Singapura. Harga yang digelontorkan Harum Energy adalah 80,33 juta dolar AS atau Rp1,12 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Harum Energy Ray A Gunara mengatakan PT Position adalah perusahaan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia dan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk komoditas nikel.

"Tujuan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha di bidang pertambangan," kata Ray, dikutip VOI, Rabu 3 Februari.

Lebih lanjut manajemen Harum Energy menjelaskan, tidak ada dampak penting/material dari pembelian saham tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perusahaan.

Pada Juni 2020, Harum Energy juga sudah melakukan transaksi pembelian saham perusahaan tambang nikel asal Australia, Nickel Mines Limited. Aksi akuisisi saham Nickel Mines Ltd tersebut merupakan investasi dan bagian dari diversifikasi usaha perseroan ke sektor non batubara.

Mengutip CNBC Indonesia, Nickel Mines Limited, adalah perusahaan publik asal Australia yang bergerak di bisnis tambang yang memproduksi nickel pig iron (NPI), salah satu bahan utama dalam produksi baja tahan karat (stainless steel).

Nickel Mines memegang kepemilikan 60 persen di proyek Hengjaya Nickel dan Ranger Nickel, keduanya mengoperasikan pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memproduksi NPI di Indonesia Morowali Industrial Park. Perseroan tercatat di bursa saham Australia pada 20 Agustus 2018.