Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan pertambangan yang dimiliki konglomerat Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk (HRUM) kembali memperkuat ekspansinya ke sektor bisnis nikel. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan menggelontorkan hampir Rp1 triliun untuk aksi ini.

Harum Energy melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel membeli 259.603 saham baru atau 24,5 persen dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh PT Infei Metal Industry atau PT IMI.

Adapun nilai harga yang ditransaksikan senilai 68,60 juta dolar Amerika Serikat (AS). Jika dirupiahkan dengan kurs Rp14.000, maka transaksi yang dilakukan adalah setara dengan Rp960,40 miliar.

PT IMI adalah perusahaan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan bergerak di bidang pemurnian nikel (smelter).

Direktur Utama Harum Energy Ray A Gunara mengatakan tujuan dari transaksi ini adalah untuk mengembangkan kegiatan usaha hilir penambahan nikel milik perusahaan ke tahap pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah.

"Tidak ada dampak material dari pembelian saham tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha," ujar Ray, dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 23 Februari.

Sebelumnya, langkah paten Harum Energy berekspansi di nikel terlihat pada 2020 lalu di mana mereka mengakuisisi Nickel Mines Limited, tambang nikel asal Australia sebesar 34,26 juta dolar AS atau setara Rp369 miliar.

Tak hanya itu, Harum Energy juga mengakuisisi 51 persen saham PT Position milik Aquila Nickel Pte Ltd atau setara dengan 24.287 saham perusahaan. Aquila adalah perusahaan yang berbasis di Singapura.

Harga jual beli dengan Aquila diteken sebesar 80,32 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,12 triliun. Ray mengatakan PT Position adalah perusahaan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia dan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk komoditas nikel.

"Tujuan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha d bidang pertambangan," kata Ray.