Bagikan:

SULTENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meminta warga di wilayah itu meningkatkan kewaspadaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk mengantisipasi dampak fenomena El Nino.

"Kami meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat dalam sepekan terakhir telah terjadi dua kali kebakaran lahan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus di Palu, Minggu 27 Agustus.

Ia mengungkapkan, seluruh daerah di Sulteng merupakan daerah yang rawan karhutla dikarenakan provinsi ini hampir seluruhnya berada di daerah pegunungan dan hutan.

Maka dari itu, dia mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait di setiap kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pencegahan karhutla dalam menghadapi fenomena El Nino.

"Dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau ini, BPBD telah menyosialisasikan bahaya karhutla dan memberikan edukasi kepada warga selama perubahan iklim El Nino," katanya.

Akris mengatakan, dalam mengantisipasi El Nino, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura telah mengeluarkan imbauan kepada pemerintah kabupaten/kota agar melakukan pengawasan dan pengendalian, serta melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap seluruh aktivitas pembakaran sisa-sisa pembersihan lahan.

Selain itu, dia menyampaikan BPBD Sulteng juga telah mengeluarkan imbauan kepada warga agar mengantisipasi bencana kebakaran lahan dan hutan sehubungan dampak El Nino.

Warga diimbau tidak melakukan pembakaran dalam membuka lahan pertanian atau perkebunan baru, karena bisa menyebabkan kebakaran hutan yang lebih luas yang akan merugikan masyarakat luas.

Lanjut dia, warga diharapkan tidak membuang puntung rokok sembarangan karena bisa menimbulkan percikan api dan berpotensi kebakaran.

"Bencana alam tidak ada yang tahu kapan akan terjadi sehingga kesiapsiagaan masyarakat dan personel BPBD kabupaten/kota harus selalu ditingkatkan," katanya.

Sebelumnya, kebakaran lahan seluas 21,4 hektare terjadi di Kabupaten Poso dikarenakan warga ingin membuka lahan baru dengan cara dibakar pada Sabtu 19 Agustus. Dan kebakaran lahan terjadi di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Kawatuna yang berada di Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa 22 Agustus.