Bagikan:

SULTENG - Sekitar 300 pohon kelapa dan 60 hektare area perkebunan di Kecamatan Nuhon, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) alami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Peristiwa itu terjadi di pada Kamis 31 Agustus sektar pukul 21.30 WITA. Hingga saat ini Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banggai masih berjibaku memadamkan karhutla tersebut.

"Sampai saat ini berdasarkan laporan, titik api belum padam dan diperlukan tangki semprot untuk menjangkau lokasi yang sulit di akses oleh kendaraan pemadam," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng Andy A. Sembiring di Palu, Jumat 1 September, disitat Antara.

Ia mengatakan, penyebab kemungkinan kebakaran lahan disebabkan oleh fenomena musim kemarau yang terjadi di daerah itu sebagai dampak dari El Nino.

"TRC BPBD Banggai dan unit pemadam kebakaran serta aparat TNI melakukan suplai air ke tandon milik warga untuk melakukan pemadaman manual ke titik rawan penyebaran api," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus telah mengeluarkan imbauan dan meminta warga Sulteng agar meningkatkan kewaspadaan karhutla untuk mengantisipasi dampak fenomena El Nino.

Ia mengungkapkan seluruh daerah di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah yang rawan karhutla sehingga diperlukan antisipasi, seperti wilayah Kabupaten Sigi, Buol, Parigi Moutong, Poso, Tojo Una-una, Morowali dan Kabupaten Banggai.

"Warga diimbau tidak melakukan pembakaran dalam membuka lahan pertanian atau perkebunan baru, karena bisa menyebabkan kebakaran hutan yang lebih luas yang akan merugikan masyarakat luas," katanya.

Ia juga nmengimbau agar warga tidak membuang puntung rokok sembarangan karena bisa menimbulkan percikan api dan berpotensi kebakaran.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini tentang adanya potensi musim kemarau panjang di beberapa wilayah Sulteng akibat El Nino yang diprediksi terjadi pada September hingga Oktober 2023.