JAKARTA - Sejumlah arkeolog yang bekerja di pemakaman Romawi berusia 2.000 tahun yang ditemukan di Gaza tahun lalu, menemukan setidaknya 125 makam, sebagian besar dengan kerangka yang mayoritas masih utuh, serta dua sarkofagus timah yang langka, kata Kementerian Kepurbakalaan Palestina.
"Ini adalah pertama kalinya di Palestina kami menemukan pemakaman yang memiliki 125 makam, dan ini adalah pertama kalinya di Gaza kami menemukan dua sarkofagus yang terbuat dari timah," ujar Fadel Al-A'utul, seorang ahli dari Sekolah Penelitian Alkitab dan Arkeologi Prancis, kepada Reuters di situs tersebut, seperti dikutip 10 Agustus.
Salah satu dari dua sarkofagus tersebut dihiasi dengan gambar anggur dan yang lainnya dengan gambar lumba-lumba, kata A'utul.
"Kami membutuhkan dana untuk melestarikan situs arkeologi ini agar sejarah tidak terhanyut," tambahnya.
A'utul mengatakan, ia berharap situs ini akan menjadi tujuan wisata, dengan sebuah museum untuk memamerkan temuan-temuan tersebut.
Sedikitnya 25 insinyur dan teknisi terlibat untuk menggali, membersihkan kotoran dan mengawetkan kerangka meskipun cuaca sangat panas. Mereka juga menyatukan guci-guci tanah liat yang ditemukan di dalam beberapa kuburan.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Jamal Abu Reida, Direktur Jenderal Kementerian Kepurbakalaan Gaza.
"Ini memperdalam akar Palestina di tanah ini dan menunjukkan bahwa mereka sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu," tandasnya.
Wilayah Palestina diketahui merupakan pos perdagangan penting bagi peradaban-peradaban yang ada sejak zaman Mesir kuno dan Filistin yang digambarkan dalam Alkitab, hingga kekaisaran Romawi dan Perang Salib.
Di masa lalu, para arkeolog lokal mengubur kembali temuan-temuan karena kurangnya dana. Namun, organisasi Prancis telah membantu menggali situs ini, yang ditemukan pada Bulan Februari tahun lalu oleh kru konstruksi yang mengerjakan proyek perumahan yang didanai oleh Mesir.
BACA JUGA:
Gaza sendiri telah berada di bawah blokade ekonomi Israel-Mesir sejak tahun 2007, ketika kelompok militan Islam Hamas, yang menentang perdamaian dengan Israel, mengambil alih kendali. Sejak saat itu, 2,3 juta penduduk Palestina yang tinggal di wilayah pesisir yang sempit itu telah mengalami beberapa kali perang.
Perundingan damai yang ditengahi oleh Amerika Serikat, yang bertujuan untuk mendirikan sebuah negara Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur, gagal pada tahun 2014 dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan.