Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Keamanan China pada Hari Jumat mengumumkan penemuan seorang warganya yang diduga menjadi mata-mata untuk CIA Amerika Serikat, menyoroti risiko dan bahaya warganya direkrut di luar negeri.

Warga itu dikatakan bermarga Zeng. Ia bekerja untuk sebuah grup industri militer, sebelum direkrut oleh agen CIA yang berbasis di Italia, kata kementerian itu dalam pernyataan yang diunggah di WeChat, melansir Reuters 11 Agustus.

Dikatakan, Zeng dikirim ke Italia oleh kelompok industri militer untuk studi lebih lanjut dan berkenalan dengan agen CIA tersebut.

Melalui pesta makan malam, jalan-jalan, dan perjalanan ke opera, keduanya mengembangkan hubungan yang "dekat", dengan Zeng secara bertahap menjadi "tergantung secara psikologis" pada agen CIA, kata kementerian itu.

Setelah berhasil "mengguncang" sikap politik Zeng, agen CIA tersebut mencari informasi sensitif tentang militer Tiongkok dari Zeng, menurut pernyataan itu.

Kendati demikian, pihak kementerian tidak menyebutkan kapan peristiwa tersebut terjadi.

Selain itu, pernyataan tersebut juga tidak menyebutkan jenis kelamin Zeng, namun mengatakan ia lahir pada tahun 1971. Sedangkan agen CIA yang menjalin kontak dengannya diduga bernama 'Seth'.

Pihak kementerian mengungkapkan, Zeng diketahui telah menandatangani perjanjian spionase dengan AS dan telah menerima pelatihan sebelum kembali ke China.

Diduga, agen yang menjalin kontak dengannya menjanjikan sejumlah besar uang dan imigrasi ke AS untuk keluarga Zeng, sebagai imbalan atas informasi yang diberikannya, kata kementerian itu.

Setelah kembali ke Tiongkok, Zeng telah memberikan informasi intelijen "inti" dalam berbagai kesempatan, dan telah mengantongi dana untuk upaya tersebut, lanjut kementerian itu.

Sebagai respons, langkah-langkah pemaksaan, yang biasanya berarti penahanan, telah diambil terhadap Zeng, menurut pernyataan kementerian.

Kedutaan Besar AS di Beijing tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.

Diketahui, hubungan AS dan Tiongkok telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai masalah, termasuk keamanan nasional. Washington menuduh Beijing melakukan spionase dan serangan siber, sebuah tuduhan yang dibantah oleh China.

Sebaliknya, Tiongkok juga menyatakan bahwa mereka berada di bawah ancaman mata-mata Washington.