JAKARTA - Meski pandemi Covid-19 telah berakhir, masih banyak muncul varian baru yang memiliki potensi untuk menyebabkan lonjakan kasus. Salah satunya Varian Eris (EG.5.1).
Dikutip dari laman Kemenkes, Senin 7 Agustus, varian Eris yang diyakini telah memicu lonjakan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan kini tengah melonjak di Inggris.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengklasifikasikan Eris sebagai varian dalam pengawasan. Saat ini, kemunculan varian Eris telah terdeteksi di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia.
Prevalensi varian Eris mencapai sekitar 20 persen dari total sekuens Covid-19 yang beredar di Asia, 10 persen di Eropa, dan tujuh persen di Amerika Utara.
Varian Eris merupakan turunan dari varian Omicron. Sejauh ini, belum ada indikasi yang menunjukkan bahwa Eris jauh lebih buruk dibandingkan varian orisinal Omicron. WHO juga belum mengklasifikasikan Eris sebagai varian yang dikhawatirkan alias variant of concern.
Lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Eris terutama disebabkan oleh sejumlah faktor yang meliputi:
1. Kecepatan Penularan yang Lebih Tinggi:
Varian Eris memiliki sifat yang memungkinkannya untuk lebih cepat menular dibandingkan varian sebelumnya. Ini membuat virus lebih mudah menyebar di antara populasi dan berpotensi menyebabkan klaster infeksi yang lebih besar.
2. Potensi Penghindaran Kekebalan:
Beberapa varian, termasuk Eris, dapat memiliki mutasi yang mengakibatkan perubahan pada protein spike virus. Ini bisa mengakibatkan penurunan efektivitas kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya, meskipun vaksin masih memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit berat dan kematian.
3. Respon Imun yang Berbeda:
Varian Eris dapat menyebabkan respons imun yang berbeda dari sistem kekebalan manusia. Hal ini dapat mengakibatkan gejala yang lebih parah pada beberapa individu atau mungkin mengurangi efektivitas pengobatan tertentu.
Upaya Penanganan dan Pencegahan
Untuk mengatasi lonjakan kasus yang disebabkan oleh varian Eris dan varian lainnya, diperlukan upaya penanganan dan pencegahan yang serius:
1. Vaksinasi:
Vaksinasi tetap menjadi langkah kunci dalam mengurangi dampak pandemi. Meskipun varian dapat mempengaruhi efektivitas vaksin, vaksin masih dapat memberikan perlindungan yang penting terhadap penyakit berat dan kematian.
2. Kepatuhan Protokol Kesehatan
Penggunaan masker, jaga jarak sosial, dan mencuci tangan secara teratur tetap dianjurkan, terutama di wilayah dengan tingkat penyebaran yang tinggi.
3. Pengawasan Genom Virus:
Melacak dan menganalisis genom virus secara terus-menerus dapat membantu dalam mendeteksi kemunculan varian baru dan mengambil tindakan cepat untuk mengendalikan penyebarannya.
4. Penelitian Lanjutan:
Studi terus berlanjut untuk memahami sifat dan karakteristik varian-varian baru, termasuk potensi dampak pada penularan, keparahan penyakit, dan respons terhadap vaksin.
Gejala Varian Eris
Mengingat Eris merupakan turunan dari Omicron, gejala Covid-19 yang ditimbulkan oleh infeksi varian Eris kemungkinan akan sama dengan kasus-kasus Covid-19 akibat varian Omicron pada umumnya.
BACA JUGA:
Menurut Zoe Health Study, berikut ini adalah 10 gejala yang paling umum ditemukan pada kasus Covid-19 akibat infeksi Omicron dan varian-varian turunannya:
Nyeri tenggorokan
Hidung berair atau beringus
Hidung tersumbat
Bersin
Batuk tanpa dahak
Sakit kepala
Batuk dengan dahak
Suara serak
Otot nyeri dan pegal
Perubahan indra penciuman.