Mau Dilengserkan dari Ketum Demokrat, AHY: Kami Mencium Gejala Ini Sejak Satu Bulan Lalu
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY (Foto: Instagram agusyudhoyono)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku sudah mengetahu gerakan yang akan melengserkan dirinya sejak satu bulan yang lalu. 

"Sebenarnya kami sudah mencium gejala ini sejak 1 bulan yang lalu," kata AHY saat jumpa pers, Jakarta, Senin, 1 Februari.

Namun Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih berusaha menyimpan hal itu. Sebab, dia berharap hal itu tidak benar dan hanya untuk mencari perhatian. 

Namun, semakin hari informasi itu kian santer terdengar. Bahkan, sejumlah petinggi partai baik di pusat maupun daerah melaporkan mengenai gerakan melengserkan dirinya dari jabatan Ketum Demokrat.

"Pada awalnya, Kami menganggap persoalan ini hanya masalah kecil saja, urusan internal belaka. tetapi sejak adanya laporan keterlibatan pihak eksternal dari lingkar kekuasaan yang masuk secara beruntun pada minggu yang lalu, maka kami melakukan penyelidikan secara mendalam," kata dia.

"Awalnya kami tidak begitu saja percaya ketika para pelapor menyebut nama tokoh yang berencana untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat itu, mengingat posisi yang sedang ia emban saat ini dan faktor latar belakangnya," kata dia menutup.

Sebelumnya AHY membeberkan, gerakan ini digaungi oleh lima tokoh. Mereka terdiri dari satu orang kader aktif Demokrat, satu kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, satu mantan kader yang diberhentikan sejak 9 tahun dengan tidak hormat akibat korupsi, satu kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu, dan satu nonkader Partai Demokrat.

AHY bilang, satu orang tokoh yang bukan berasal dari internal partai ini merupakan pejabat tinggi di pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bahkan, ada sejumlah menteri yang dikabarkan mendukung gerakan ini.

"Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo. Gerakan ini juga dikatakan sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Presiden Joko Widodo," tutur AHY.

Tidak terima dengan adanya gerakan jegal tersebut, AHY mengaku akan mempertahankan kedaulatan dan kehormatan partainya. Ia akan mempertahankan posisi Ketua Umum Demokrat dengan menempuh jalur secara hukum.

"Akan kami tempuh dengan mengindahkan konstitusi dan undang-undang pranata hukum serta ikhtiar politik yang bertumpu pada nilai-nilai keadilan moral dan etika. Tentu kami akan besikap tegas, namun insyaallah Partai Demokrat akan tetap konsisten menggunakan cara-cara yang damai dan berkeadaban," ungkap dia.