Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mendesak Pemprov DKI Jakarta mengambil sikap atas kasus kabel fiber optik di udara yang menjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, hingga mencelakakan seorang warga.

Pada Januari lalu, seorang mahasiswa bernama Sultan Rif'at Alfatih terjerat kabel udara dan mencelakai leheranya hingga tak bisa bicara sampai sekarang. Diduga, kabel udara jaringan telekomunikasi ini milik PT Bali Tower.

"Harapan saya, sesegera mungkin Pemda DKI memfasilitasi terkait dengan korban seperti apa dan harus bagaimana. Kita tidak bisa biarkan ini, saya minta betul untuk dilihat siapa yang membuat kesalahan ini," kata Ida saat dihubungi, Minggu, 30 Juli.

Ida meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta membantu memfasilitasi korban dalam mendapatkan haknya, hingga mencari tahu penyebab kabel udara yang menjuntai dan memastikan adanya pertanggunjawaban dari perusahaan pemilik kabel tersebut.

"Sesegera mungkin difasilitasi dulu, sebenarnya ada apa sih, dan seperti apa. Langkah awal saya pikir itu. Baru, nanti kita ambil langkah selanjutnya. Apakah perusahaan tersebut harus bertanggung jawab atau bagaimana, kita harus masuk (mencari tahu) dulu," urai Ida.

Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya bernama Sultan Rif'at Alfatih (20) mengalami kejadian pahit. Pasalnya, dia tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan akibat lehernya terjerat kabel fiber optik.

Ayah Sultan, Fatih mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada 5 Januari 2023, pukul 22.00 WIB.

Kejadian itu berawal dari sang anak tengah menghabiskan waktu libur semester dengan teman-teman SMA-nya di sekitar Ibu Kota. Mereka pergi dengan berkendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang lalu berbalik ke kiri ke Jalan Pangeran Antasari.

Setelah menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil jenis SUV yang berhenti di depan motor korban. Lantaran ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.

Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel yang menjuntai diduga salah perhitungan. Ia disinyalir tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.

"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya. Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," kata Fatih saat dikonfirmasi, Sabtu, 29 Juli

Korban yang tak sadarkan diri, langsung oleh teman-temannya dan sejumlah pengguna jalan raya di bawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, guna mendapat pertolongan pertama.

"(Dokter) memvonis anak saya bahwa tenggorokannya atau tulang muda di tenggorokannya putus dan berantakan sampai lepas dari yang namanya luring-luringnya atau kayak jakunnya itu lepas," beber Fatih.

Di lain sisi, akibat kecelakaan itu, dia tidak bisa berbicara. Bahkan dia menderita selama hampir tujuh bulan ini.

“Bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini akibat insiden itu,” tutupnya.