Bagikan:

JAKARTA - Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Utilitas Kota Dinas Bina Marga DKI Jakarta Syamsul Bakhri meminta PT Bali Tower untuk merapikan seluruh jaringan kabel fiber optik yang masih menjuntai, khsusunya di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Di lokasi tersebut, kabel fiber optik milik PT Bali Tower menjerat seorang mahasiswa bernama Sultan Rif'at Alfatih pada Januari lalu hingga tak bisa berbicara sampai saat ini.

"Kita tetap mengimbau mereka tetap merapikan, merapikan yang ada yang sekarang, dan juga di lokasi-lokasi yang lain untuk menghindari kejadian serupa," kata Syamsul saat dihubungi, Senin, 31 Juli.

Sejatinya, Pemprov DKI tengah menjalankan sistem jaringan utilitas terpadu (SJUT) yang memindahkan kabel udara untuk diletakkan di bawah tanah. Namun, sistem SJUT belum terbangun di lokasi kejadian yang mencelakai Sultan.

Karena Jalan Pangeran Antasari belum tersentuh SJUT, Syamsul meminta PT Bali Tower untuk menata kabelnya terlebih dahulu sampai ducting dibangun. Jika penataan masih tak dilakukan, Pemprov DKI tak segan memutus kabel-kabel menjuntai tersebut.

"Sepanjang sjut misalnya belum terbangun, pada beberapa ruas jalan kita mengimbau kepada mereka untuk merapikan, merapikan utilitas-utilitas yang sudah banyak tidak tertata di lapangan," urai Syamsul.

"Kalau memang tidak bisa dirapihkan dan tidak bisa dilakukan penataan, kami sesuai dengan ketentuan yang ada, pertama kita teguran peringatan tertulis. Jika tidak juga melakukan penataan, kami putus kabel yang menjuntai itu," lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya bernama Sultan Rif'at Alfatih (20) mengalami kejadian pahit. Pasalnya, dia tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan akibat lehernya terjerat kabel fiber optik.

Ayah Sultan, Fatih mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada 5 Januari 2023, pukul 22.00 WIB.

Kejadian itu berawal dari sang anak tengah menghabiskan waktu libur semester dengan teman-teman SMA-nya di sekitar Ibu Kota. Mereka pergi dengan berkendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang lalu berbalik ke kiri ke Jalan Pangeran Antasari.

Setelah menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil jenis SUV yang berhenti di depan motor korban. Lantaran ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.

Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel yang menjuntai diduga salah perhitungan. Ia disinyalir tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.

"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya. Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," kata Fatih kepada wartawan, Sabtu, 29 Juli

Korban yang tak sadarkan diri, langsung oleh teman-temannya dan sejumlah pengguna jalan raya di bawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, guna mendapat pertolongan pertama.

"(Dokter) memvonis anak saya bahwa tenggorokannya atau tulang muda di tenggorokannya putus dan berantakan sampai lepas dari yang namanya luring-luringnya atau kayak jakunnya itu lepas," beber Fatih.

“Bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini akibat insiden itu,” tutupnya.