Bagikan:

JAKARTA - Ramai di media sosial atas pernyataan-pernyataan kecewa warganet yang menganggap Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengubah nama JakLingko.

Hal ini dipicu dari unggahan poster pada akun media sosial PT Transjakarta yang mencoret nama "JakLingko" menjadi "Mikrotrans".

Sehingga, mereka menganggap Heru menghapus penamaan JakLingko yang diwariskan Anies Baswedan selama menjabat Gubernur DKI pada angkutan kota (angkot) yang sudah terintegrasi dengan Transjakarta.

Ternyata, warganet salah kaprah meributkan penggantian nama JakLingko menjadi Mikrotrans. Berdasarkan penjelasan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Mikrotrans merupakan bagian dari sistem JakLingko sejak awal sistem transportasi ini diluncurkan.

"Tidak benar ada penghapusan JakLingko yang digantikan dengan Mikrotrans," kata Syafrin dalam keterangannya, Kamis, 27 Juli.

Syafrin pun menjelaskan perbedaan antara Mikrotrans dengan JakLingko. Sejak 2018, Mikrotrans menjadi salah satu armada Transjakarta berupa mobil angkutan perkotaan (angkot) yang terintegrasi dalam sistem JakLingko.

"Mikrotrans melayani 83 rute dan membentang di sepanjang Jakarta. Mikrotrans hadir agar masyarakat semakin mudah menjangkau angkutan umum dari rumah atau kantor sehingga dapat beralih menggunakan angkutan umum saat beraktivitas," urai Syafrin.

Sedangkan, JakLingko merupakan sistem integrasi pembayaran berbagai moda transportasi publik sekaligus. Integrasi dilakukan dengan mewujudkan konektivitas moda serta prasarana dan sarana transportasi Jakarta, termasuk Mikrotrans di dalamnya.

Hal ini ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Sistem Transportasi Terpadu dan Terintegrasi, saat Anies masih menjabat Gubernur DKI.

“Sesuai Pergub No.68 Tahun 2021, pelaksanaan integrasi transportasi dilakukan pada moda MRT, LRT, layanan angkutan Transjakarta, layanan angkutan pengumpan atau feeder, layanan angkutan dan/atau pendukung lainnya sebagai pendukung sistem JakLingko,” ungkap Syafrin.

Syafrin menjelaskan, JakLingko mewujudkan integrasi sistem operasional yang meliputi infrastruktur, layanan/rute, data dan informasi, serta tarif dan sistem pembayaran.

“Mikrotrans sebagai angkutan pengumpan atau feeder, terintegrasi dengan moda transportasi publik lainnya, seperti MRT, LRT, bus Transjakarta, dan KRL, sehingga masyarakat dapat melanjutkan perjalanan dengan mudah,” tutup Syafrin.