JAKARTA - Otoritas kesehatan Negara Bagian Carolina Selatan, Amerika Serikat (AS) melaporkan temuan infeksi varian baru virus corona asal Afrika Selatan, Kamis 28 Januari waktu setempat.
Pejabat berwenang mengatakan, infeksi ini ditemukan pada dua orang yang tidak ada hubungan dan tidak ada riwayat perjalanan yang diketahui dari keduanya. Informasi lainnya tidak dijelaskan terkait dengan privasi.
“Kedatangan varian SARS-CoV-2 (asal Afrika Selatan) di negara bagian kami merupakan pengingat penting bagi semua warga South Carolina. Bahwa perang melawan virus mematikan ini masih jauh dari selesai,” kata Direktur Kesehatan Masyarakat dari Departemen Kesehatan dan Pengendalian Lingkungan Carolina Selatan Dr. Brannon Traxler, melansir Al Jazeera.
Varian Afrika Selatan pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember dan tampaknya menyebar lebih cepat. Ia membawa mutasi yang memungkinkannya untuk mengikat lebih mudah ke sel manusia. Belum ada data yang menunjukkan strain Afrika Selatan lebih mematikan.
Varian Afrika Selatan dari virus yang menyebabkan COVID-19 ini adalah, satu dari tiga mutasi yang muncul baru-baru ini, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
“Saat ini, kami tidak memiliki bukti bahwa infeksi oleh varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah. Seperti varian Inggris dan Brasil. Data awal menunjukkan, varian ini dapat menyebar lebih mudah dan cepat dibandingkan varian lainnya,” kata Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS dalam pernyataannya.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, lebih dari 430.000 orang telah meninggal di AS akibat COVID-19 sejak pandemi dimulai. Pemerintahan baru Biden memperkirakan jumlah kematian akan mencapai 500.000 pada akhir Februari.
Presiden Joe Biden mengumumkan niatnya untuk mempercepat pengiriman vaksin ke Amerika dalam beberapa minggu mendatang. Pada hari Selasa Ia mengumumkan Pemerintah AS akan membeli 200 juta dosis vaksin Pfizer dan Moderna untuk dikirimkan pada pertengahan September.