Bagikan:

JAKARTA - Afrika Selatan melaporkan hampir 20.000 kasus COVID-19 baru pada hari Rabu, rekor sejak varian Omicron terdeteksi, dan 36 kematian baru terkait COVID.

Tidak segera jelas berapa banyak infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron, mengingat hanya sebagian kecil sampel yang diurutkan, tetapi para ahli percaya itu mendorong gelombang infeksi keempat di Afrika Selatan.

Statistik dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) menyebut jumlah kasus yang dikonfirmasi di negara itu menjadi 3,071 juta, dengan lebih dari 90.000 kematian terkait COVID sejak pandemi dimulai, mengutip Reuters 9 Desember.

Sementara itu, bukti awal menunjukkan Omicron lebih menular daripada varian sebelumnya, tetapi gejalanya mungkin tidak terlalu parah, dengan tingkat rawat inap yang lebih rendah, terutama pada pasien yang divaksinasi.

Tetapi, kejatuhan ekonomi untuk Afrika Selatan yang telah terkena larangan perjalanan internasional sejak para ilmuwannya mengidentifikasi varian dengan benar akhir bulan lalu, sangat terasa dampaknya.

Presiden Cyril Ramaphosa akan bertemu dengan pejabat senior yang bertanggung jawab atas tanggapan COVID-19 minggu ini, dan akan memutuskan apakah akan memperketat pembatasan penguncian tingkat rendah.

Hal yang dinilai kecil peluangnya untuk terjadi, karena kapasitas rumah sakit jauh dari kewalahan, seperti pada gelombang sebelumnya.

Untuk diketahui, regulator kesehatan Afrika Selatan SAHPRA pada Hari Rabu menyetujui pemberian vaksin dosis ketiga atau booster vaksin COVID-19 Pfizer untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia 12 tahun.