Bagikan:

JAKARTA - Rusia memperingatkan setiap kapal yang berlayar ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina akan dianggap berpotensi membawa kargo militer mulai hari ini, sementara Kyiv menuduh Moskow melakukan serangan yang merusak infrastruktur ekspor biji-bijian.

Rusia menyerang wilayah Odesa untuk malam kedua berturut-turut pada Hari Selasa, setelah berhenti dari kesepakatan setahun yang memungkinkan pengiriman biji-bijian Ukraina dengan aman melalui Laut Hitam pada Hari Senin, sebuah keputusan yang mendorong PBB untuk memperingatkan bahwa hal itu berisiko menciptakan kelaparan di seluruh dunia.

Ukraina, yang ingin mencoba melanjutkan pengiriman biji-bijian Laut Hitam yang penting untuk pasokan pangan global, mengatakan pada Hari Rabu, pihaknya sedang menyiapkan rute pengiriman sementara melalui Rumania.

"Teroris Rusia benar-benar sengaja menargetkan infrastruktur kesepakatan biji-bijian," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram, melansir Reuters 20 Juli.

"Setiap rudal Rusia merupakan serangan tidak hanya terhadap Ukraina, tetapi pada semua orang di dunia yang menginginkan kehidupan yang normal dan aman," tegasnya.

Sementara tu, Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mengatakan 10 warga sipil, termasuk seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, terluka. Terminal biji-bijian serta fasilitas industri, gudang, pusat perbelanjaan, gedung perumahan dan administrasi serta mobil, mengalami kerusakan akibat serangan Rusia.

Api dan asap mengepul dari gudang yang hancur dalam video yang dirilis oleh kementerian darurat, yang juga menunjukkan blok perumahan dengan jendela yang pecah.

Terpisah, Rusia pada Hari Rabu mengatakan akan mempertimbangkan semua kapal yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina, sebagai calon pengangkut kargo militer mulai tengah malam waktu Moskow (21:00 GMT pada Hari Rabu), setelah berakhirnya kesepakatan biji-bijian.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, kapal dengan bendera negara-negara yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Ukraina akan dianggap sebagai pihak dalam konflik di pihak Ukraina. Meski, Kementerian Pertahanan tidak mengatakan tindakan apa yang mungkin diambil.

Selain itu, Rusia juga menyatakan bagian tenggara dan barat laut perairan internasional Laut Hitam untuk sementara tidak aman untuk navigasi.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Hari Rabu mengatakan, keluarnya Rusia dari kesepakatan itu mengancam akan meningkatkan kerawanan pangan global dan dapat menaikkan harga pangan, terutama di negara-negara miskin.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara-negara Barat telah "sepenuhnya mendistorsi" kesepakatan yang telah tidak berlaku, tetapi mengatakan Rusia akan segera kembali ke kesepakatan jika semua persyaratan untuk melakukannya dipenuhi.

Diketahui, Rusia mengatakan telah menyerang sasaran militer di dua kota pelabuhan Ukraina sepanjang Selasa, sebagai "serangan balas dendam massal" atas ledakan yang merusak jembatannya ke Krimea.

Angkatan udara Ukraina mengatakan pada Hari Rabu, 63 rudal dan drone telah diluncurkan di seluruh negeri oleh Rusia, terutama difokuskan pada infrastruktur dan fasilitas militer di wilayah Odesa.

Pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh 37 rudal dan drone, katanya, proporsi yang lebih rendah dari yang biasanya dilaporkan selama berbulan-bulan serangan.

Sebagian besar infrastruktur ekspor biji-bijian di pelabuhan Chornomorsk di barat daya Odesa rusak, kata Menteri Pertanian Mykola Solsky, menambahkan bahwa 60.000 ton biji-bijian telah dihancurkan.

Komando militer selatan Ukraina mengatakan Rusia telah menggunakan rudal supersonik, termasuk Kh-22 yang dirancang untuk menyerang kapal induk, untuk menyerang infrastruktur pelabuhan Odesa.