JAKARTA - Arab Saudi pada Hari Selasa setuju untuk membeli drone Turki dalam kontrak pertahanan terbesar dalam sejarah Turki, ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke Riyadh untuk memperbaiki hubungan dan bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).
Presiden Erdogan dan Pangeran MBS menghadiri menghadiri upacara penandatanganan antara perusahaan pertahanan Turki Baykar dan Kementerian Pertahanan Arab Saudi, melansir Reuters dari kantor berita negara SPA 18 Juli.
Arab Saudi akan memperoleh drone "dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata kerajaan serta memperkuat kemampuan pertahanan dan manufakturnya," cuit Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman di Twitter.
SPA tidak memberikan perincian tentang nilai kesepakatan itu, tetapi CEO Baykar, Haluk Bayraktar mengatakan itu adalah kontrak ekspor pertahanan dan penerbangan terbesar dalam sejarah Turki.
"Kami menandatangani perjanjian ekspor dan kerja sama Bayraktar TİHA dengan Kementerian Pertahanan Arab Saudi," tulisnya di Twitter.
Gururluyuz!
Ülkemiz için önemli bir ihracat ve iş birliği sözleşmesini daha başarıyla tamamladık.
Baykar ile Suudi Arabistan Savunma Bakanlığı (@modgovksa) arasında gerçekleştirilen Bayraktar #AKINCI TİHA ihracat sözleşmesini imzaladık.
Milli TİHA Bayraktar #AKINCI, Suudi… https://t.co/5OmzFj92u1 pic.twitter.com/0t3FpQgXlv
— BAYKAR (@BaykarTech) July 18, 2023
"UCAV Bayraktar AKINCI Türkiye akan menjadi bagian dari inventaris Angkatan Udara dan Angkatan Laut Kerajaan Arab Saudi," tulisnya dalam cuitan terpisah.
SPA mengatakan Presiden Erdogan dan Pangeran MBS menghadiri penandatanganan rencana kerja sama pertahanan oleh Pangeran Khalid dan Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler.
Diketahui, mengembangkan industri militer lokal telah menjadi bagian dari rencana ambisius Pangeran MBS untuk mendiversifikasi ekonomi kerajaan dari minyak.
Kedua negara juga menandatangani beberapa nota kesepahaman di sektor-sektor lain termasuk energi, real estate dan investasi langsung, kata SPA.
BACA JUGA:
Dikatakan, investasi dan pendanaan dari Teluk telah membantu mengurangi tekanan pada ekonomi Turki dan cadangan mata uangnya sejak 2021, ketika Ankara meluncurkan upaya diplomatik untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Turki diketahui berselisih selama bertahun-tahun dengan kedua negara Teluk itu, terkait dukungan Ankara terhadap gerakan pro-demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.