JAKARTA - Puluhan ribu kaum tani India kembali turun ke jalanan New Delhi dengan traktornya untuk menolak Undang-Undang (UU) Reformasi Pertanian. Aksi tersebut digelorakan kaum tani bertepatan dengan Hari Republik India yang jatuh pada Selasa, 26 Januari.
Melansir Reuters, kaum tani yang ikut aksi berasal dari berbagai negara bagian. Mereka tampak memenuhi jalan-jalan di New Delhi dengan traktor yang dihias sedemikian rupa.
Ada juga para petani yang membawa bendera India lengkap dengan bendera serikat taninya. "Kami akan mengikuti instruksi para pemimpin kami dan melakukan pawai damai," kata seorang pengunjuk rasa berusia 30 tahun dari Punjab di Singhu, Sukhjinder Singh.
Sebelumnya, sembilan putaran pembicaraan antara kedua belah pihak --pemerintah dan petani-- belum juga menghasilkan kesepakatan. Demikian pula dengan tawaran pemerintah yang akan menunda UU reformasi pertanian selama 18 bulan.
Penundaan itu tak memuaskan kaum tani. Mereka ingin UU Reformasi Pertanian langsung dicabut, bukan ditunda penerapannya.
“Organisasi kaum tani memiliki pegangan yang sangat kuat,” kata Ambar Kumar Ghosh, seorang analis di wadah pemikir Observer Research Foundation yang berbasis di New Delhi.
“Mereka memiliki sumber daya untuk memobilisasi dukungan, dan melanjutkan protes untuk waktu yang lama. Mereka juga sangat berhasil menjaga agar protes benar-benar fokus," tambahnya.
BACA JUGA:
Sementara itu polisi telah mengizinkan petani berkumpul di sepanjang rute yang telah disetujui untuk melakukan aksi besar-besaran di Hari Republik India. Namun aksi dengan traktor itu tampak mengancam gelaran parade militer tahunan yang biasa hadir di Hari Republik India.
"Mereka (petani) dapat memilih hari lain selain 26 Januari, tetapi mereka telah mengumumkannya sekarang," kata Menteri Pertanian India Narendra Singh Tomar.
“Melakukan aksi damai tanpa kecelakaan akan menjadi perhatian petani serta administrasi kepolisian,” ungkapnya.
Sementara, inti dari perselisihan tersebut adalah UU baru, yang menurut pemerintah akan merombak sektor yang gagal dengan deregulasi pertanian dan menghilangkan perantara negara. Namun para petani India percaya perubahan tersebut hanya akan menguntungkan perusahaan besar.
Karena itu nasib petani akan semakin memilukan. Puluhan ribu petani telah memblokir jalan raya utama di India selama hampir dua bulan. Petani India tampak tak mundur sedikit pun dari pendiriannya, sekalipun diterpa hujan, pandemi COVID-19, hingga cuaca dingin yang mengancam nyawa.