Mahfud MD Sebut Pengiriman Migran Skema <i>G to G</i> Untungkan 2 Negara yang Terlibat
Menko Polhukam Mahfud MD di Istana Kepresidenan Jakarta. (dok. Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyampaikan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) melalui skema Government to Government atau G to G merupakan kerja sama saling menguntungkan dua negara.

"Tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga berperan penting dalam peningkatan devisa negara," ujar Mahfud MD dalam kegiatan Orientasi Pra Pemberangkatan dan Pelepasan PMI Program Penempatan Pemerintah ke Korea Selatan dan Jepang, di Jakarta, Senin 19 Juni, disitat Antara.

Di sisi lain, lanjutnya, negara penerima PMI juga diuntungkan dengan terus bergeraknya roda perekonomian berkat kontribusi tenaga kerja Indonesia di berbagai sektor.

Ia menyampaikan PMI dengan skema G to G merupakan duta bangsa dan pahlawan devisa. Dengan melalui jalur resmi juga menjadi bagian PMI yang terdidik.

"Anda model yang baik bagi warga Indonesia lainnya yang ingin bekerja di luar negeri secara resmi," tuturnya.

Mahfud MD mengingatkan bekerja ke luar negeri secara non prosedural sangat berbahaya karena bisa masuk perangkap sindikat tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

"Saudara ini adalah PMI yang legal, dikirim oleh pemerintah, dilakukan oleh pemerintah diterima juga oleh pemerintah di mana saudara akan bekerja. Legal itu artinya aman dilindungi oleh hukum," katanya.

Mahfud MD mencatat pemberangkatan dengan skema G to G pada 2023 menunjukkan tren positif. Penempatan PMI ke Korea Selatan hingga Juni ini sebanyak 6.047 PMI, jumlah itu hampir 40 persen dari total PMI selama 2022 yang sebanyak 15.231 PMI.

Pada periode sama, penempatan PMI di Jepang sebanyak 312 PMI, sudah melampaui jumlah PMI ke Jepang pada 2022 sebanyak 298 orang.

"Ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kerja sama ketenagakerjaan, khususnya di Korea Selatan dan Jepang," katanya.

Mahfud MD menilai tren warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, khususnya Korea Selatan dan Jepang yang meningkat itu merefleksikan kepercayaan kedua negara itu terhadap kualitas PMI.

"Dan ini juga menunjukkan terjadinya peningkatan antusiasme masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri melalui jalur resmi yang disediakan pemerintah," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD berpesan kepada PMI yang akan berangkat ke Korea Selatan dan Jepang untuk bekerja dengan baik dan menjaga etika.

"Indonesia punya budaya yang dikenal bahwa akhlak yang bagus dan perilaku yang baik sehingga menjadi contoh dan tidak membuat orang lain takut," katanya.

Kemudian, lanjutnya, PMI diminta untuk mempelajari dan menyesuaikan diri dengan adat istiadat setempat.

"Hormati mereka pada adat dan budaya lokal, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Beradaptasi, serap nilai baik yang mereka punya," tandasnya.